Bella dan Revan sedang berjalan ke kantin setelah bel istirahat berbunyi beberapa menit yang lalu. Bella tampak melamun dan itu disadari cowok di sampingnya.
"Bella?" Revan menyenggol pelan bahu Bella dengan sikut dan berhasil membuyarkan lamunan sesaat gadis itu.
"Hm? Kenapa?"
"Jangan bengong kalau lagi jalan. Bahaya. Nanti kalau kesandung gimana?"
Perhatian kecil kayak gini buat gue baper Van. Batin Bella.
Bella menggeleng tidak ingin jujur. "Gak kok.""Ngomong aja Bel, lo kenapa. Kalau ada masalah yang bisa diceritakan ke gue, cerita aja. Gue akan selalu siap kok jadi pendengar baik lo."
Bella menggigit bibir bawahnya dan menimbang-nimbang apakah mengatakan atau tidak.
"Kita ke taman belakang yuk." Ajak Bella.
"Kita kan mau ke kantin."
"Nanti aja, gue ngerasa mau ke taman belakang sekarang. Kalau lo mau ke kantin, yaudah lo pergi duluan aja. Nanti gue nyusul, tapi gue ngerasa gak laper sih."
"Oke, gue ke kantin ya."
Bella mengangguk.
Sesampainya di taman belakang Bella duduk di kursi sendirian. Cukup tenang berada di sini setelah Askara sempat membuat hatinya sakit karena ucapannya yang mengatakan jika Revan sudah memiliki pacar.
Beberapa menit tiba-tiba Revan datang dan duduk di sebelahnya.
"Kok lo ke sini?" Tanya Bella dengan merautkan alis.
"Nih buat lo." Revan menyodorkan sebungkus roti dan minuman cup rasa coklat yang ia belikan untuk Bella.
"Thanks." Bella segera membuka roti lalu mulai mengunyah. "Gue kira lo lagi makan di kantin." Ucap Bella di sela aktivitas makan rotinya.
"Gue ke kantin cuma mau beli ini dulu sekalian beliin lo juga."
"Kenapa gak makan aja dulu, emangnya lo gak laper?"
"Nanti pas istirahat kedua aja baru makan. Oh iya, sekarang lo boleh cerita kalau lagi ada masalah." Ucap Revan sambil menyedot minuman rasa jeruknya sesekali.
Bella menutup rapat mulutnya sejenak sebelum ia mulai mengutarakan sedikit isi hatinya yang sedang dilanda kegalauan.
"Salah gak sih berharap sama orang yang diharapkan bisa untuk dimiliki tanpa orang itu tau kita mengharapkan dia." Ungkap Bella dengan memandang ke depan. Tanpa cowok di sebelahnya ketahui jika kalimat Bella ada sangkut-pautnya dengan diri cowok itu.
Revan juga ikut memandang ke depan. "Berharap boleh boleh aja, asalkan sadar diri juga kalau kita jangan terlalu berharap berlebihan. Karena kalau gak sesuai harapan, ujung-ujungnya bakal sakit, dan yang rasain diri sendiri."
"Tapi, gue udah berharap lebih sama dia."
"Jadi lo lagi galau ceritanya."
"Ya... gak. Gue cuma pengen nanya aja soal itu." Bella langsung gugup diledekin oleh Revan.
"Udah deh jujur aja. Lo lagi galauin siapa? Cowok yang lo suka itu? Teman kecil lo?" Tanya Revan beruntun.
Iya Van, Lo orangnya. Teriak batin Bella.
"Apasih Van. Gue lagi gak galau ya."
"Tapi, Bel."
"Kenapa?"
"Kayaknya gak masalah deh mulai sekarang kita saling cerita atau curhat gitu."
"Hm boleh."
"Gue tebak lo memang lagi galau kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ASKARA 2
Teen FictionCinta pertama memang tak selamanya indah. Askara memiliki kisah pada cinta pertamanya tak sesuai harapan yang harus berakhir begitu saja sebelum jadian. Hingga seiring berjalannya waktu akhirnya Askara menemukan kembali gadis yang layak untuk dici...