"Lo ketemu di mana emang?" Tanya Davian.
"Pas lagi nganterin opa gue ke bandara waktu itu." Jawab Askara.
-Flashback-
Bruk
"Sorry sorry, gue buru-buru." Ucap gadis itu sembari sedikit memperbaiki kacamatanya.
"Walapun buru-buru, tetap hati-hati."
"Once again, I am sorry." Setelah mengatakan itu gadis itu pun melangkah kembali.
"Eh tunggu!"
"Apa? Gue bener-bener minta maaf, gue buru-buru pesawat gue bentar lagi mau take off." Ucap gadis itu lagi menoleh sejenak sembari berjalan.
"Udah berapa kali lo minta maaf. Orang gue cuma mau kasih tau kalau saputangan lo ketinggalan."
Askara menatap saputangan warna biru tua itu dan ia mengeja nama yang terukir di saputangan itu.
"Bella?"
Serangkai ingatan kembali terputar saat Askara pertama kali bertemu dengan gadis yang bernama Bella dan menjadi murid baru di SMA Gerilya.
"Berarti sekitar lima bulan lalu." Prediksi Faren.
"Kayaknya."
"Ternyata benar ya, di setiap pertemuan dengan seseorang itu pasti ada sesuatunya. Contohnya lo sama Bella, bisa jadi kalian nantinya bakal ada sesuatu." Ucap Bisma dengan menaik turunkan alisnya.
"Sesuatu yang ditakdirkan oleh sang pencipta untuk kalian berdua menyangkut soal perasaan yang akan bersatu." Faren ikut menimpali sedikit dramatis seakan menjadi peramal dadakan.
"Sok bijak banget kalian berdua." Cibir Askara.
"Ya kan kita gak pernah tau loh di awal pertemuan lo dengan Bella, siapa tau aja ada sebabnya."
"Di setiap pertemuan pasti ada sebabnya." Sahut Davian berpendapat.
"Intinya pertemuan Askara dan Bella itu adalah sebuah takdir." Sahut Putra sambil masih menyantap baksonya.
"Terus rencana lo apa, Kar?" Tanya Faren.
"Gak ada rencana apa-apa."
"Misalnya pengen deketin gitu." Goda Faren dengan menaik turunkan kedua alisnya.
"Udah jadi primadona Gerilya loh itu, yakin gak pengen deketin?" Tanya Bisma.
"Ya itung-itung sebagai penggantinya yang dulu." Lanjut Bisma.
Askara tampak berpikir dan setelahnya ia tersenyum miring penuh arti.
"Tapi, jangan sampai mainin doang ya, Kar."
"Soal perasaan gak ada kata main di hidup gue."
"Terus kapan lo beraksi?"
"Sekarang aja Kar, lagi sendiri tuh dia. Temenin gih." Ucap Bisma menunjuk ke arah Bella yang terlihat duduk seorang diri.
"Jangan sekarang."
***
Di parkiran, Askara dan lainnya tengah menunggu Lea dan Nadia seperti biasa. Ya, Askara dan Lea sudah menjadi kebiasaan akan selalu berangkat dan pulang bersama.
"Lama baget sih lo?" Gerutu Askara ketika Lea sudah datang. Pasalnya Lea tumbenan lumayan lama.
"Lama apasih? Baru juga nunggu dua nenit doang."
KAMU SEDANG MEMBACA
ASKARA 2
Teen FictionCinta pertama memang tak selamanya indah. Askara memiliki kisah pada cinta pertamanya tak sesuai harapan yang harus berakhir begitu saja sebelum jadian. Hingga seiring berjalannya waktu akhirnya Askara menemukan kembali gadis yang layak untuk dici...