16. Hanya Teman

132 10 0
                                    

Mereka berlima sedang bolos di jam kedua, dan kini mereka berada di rooftop. Askara sudah menceritakan ke teman-temannya perihal Bella yang bermalam di rumahnya sampai keseleo sehingga memaksa untuk berangkat bersama ke sekolah.

"Gue masih bingung, sebenarnya lo cinta sama Bella gak sih? Soalnya lo belum pernah ngasih tau ke kita kalau lo cinta sama Bella." Ucap Faren.

"Iya Kar, kita mau denger pengakuan lo." Tambah Bisma.

"Gue mulai tertarik sama dia sejak pertemuan singkat gue dan dia di bandara. Pertemuan yang entah itu kebetulan atau memang takdir." Ungkap Askara yang memang benar.

Setelah pertemuan pertamanya dengan Bella waktu itu, Askara terus menerus memikirkan tentang siapa gadis itu sehingga ia sangat berharap agar bisa bertemu kembali, dan waktu itu hanya Tuhan yang tahu harapannya tersebut.

"Tertarik atau cinta?" Davian ikut mempertanyakan.

"Seiringnya waktu, gue berharap agar bisa ketemu dia lagi, dan pada akhirnya gue ketemu di sekolah. Dari situ gue sadar kalau gue jatuh cinta kembali sama seseorang, yaitu Bella." Askara tampak serius dengan menatap lurus ke depan.

Dan harapannya dikabulkan oleh Tuhan untuk bertemu kembali dan diizinkan untuk lebih mengenal gadis dari pemilik sapu tangan dan gelang yang masih ia simpan sampai sekarang.

"Tapi waktu itu lo bilang sempat lupa soal pertemuan kalian, lo bilang ingatan lo samar samar."

"Gue sengaja bilang lupa."

"Yaelah."

"Gue gak mau egois langsung ngeklaim Bella jadi milik gue gitu aja." Ucap Askara.

"Karena salah satu prinsip lo semuanya harus melalui proses."

Askara menaikkan sebelah alisnya tanda membenarkan omongan Putra.

"Dari omongannya Bella tadi kayaknya dia memang cuma anggap lo sekedar teman." Ucap Putra kembali.

"Sesantai itu loh dia ngomong gitu." Faren ikut menimpali.

"Satu sisi gue ngerasa ada harapan Bella suka sama gue, dan di sisi lain gue... entahlah." Askara merasa hati kecilnya belum terlalu bisa memahami di sisi lain itu.

"Gue kira semua cewek peka sama orang yang suka sama dia." Pikir Faren.

"Maybe Bella gak termasuk cewek yang peka." Timpal Bisma.

"Bisa aja sikapnya lo salah artikan, Kar." Sahut Davian dan sontak semuanya menoleh pada sang empu.

"Maksud lo?" Tanya Askara.

"Lo belum kenal lebih jauh Bella kan?"

Askara mengangguk membenarkan.

"Mungkin dia orang yang friendly."

"Bener Dav, gue sepemikiran sama lo. Mungkin Bella tipe cewek yang gak baperan berteman sama cowok." Timpal Bisma.

"Biasanya ya, cewek kalau gitu, itu berarti cewek itu udah punya gebetan atau mati rasa, jadi biasa aja ke teman cowoknya." Tambah Faren.

"Kalau gitu wajar kalau Bella samain lo dengan kita yang dianggep cuma teman doang." Putra juga ikut menambahi.

Lagi dan lagi seketika hati kecil Askara merasakan sakit hanya karena dua kata itu 'cuma teman'. Ia diam-diam mengepalkan kedua tangannya.

***

Di sisi lain tepatnya kelas 12 IPA 1 sedang baris berbaris untuk melakukan pemanasan. Sebelumnya pak Roni selaku guru olahraga mengizinkan Bella istirahat saja jika belum bisa melakukan olahraga. Tapi, Bella tetap ingin ikut karena menurutnya kakinya tidak terlalu sakit jika hanya melakukan pemanasan, ia berpikir jika kakinya digerakkan bisa saja membuatnya lebih baik dan akan cepat sembuh.

ASKARA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang