29. Kedatangan Naura

94 10 2
                                    

Emosi Askara belum stabil. Suasana hatinya juga belum membaik sampai sekarang. Semesta seakan tahu keadaan Askara yang sedang bersedih sehingga hujan deras kini membasahi kota ini. Askara dengan seragam sekolah yang masih melekat kini sudah basah diguyur hujan. Cowok itu berdiri di tengah hujan yang semakin deras.

Di sebuah kafe yang lumayan dekat dari taman seorang gadis yang sedang duduk dengan segelas coffee panas memperhatikan cowok itu dari balik jendela menghela napas jengah. Bagaimana tidak, ia jengkel melihat cowok bodoh itu yang membiarkan dirinya kehujanan sedari tadi. Gadis itu bangkit lalu meminjam payung dan segera keluar.

Di sisi lain Askara tiba-tiba merasa tidak ada genangan air yang membasahi dirinya. Padahal hujan juga belum berhenti. Askara mendongak dan netra matanya menangkap sebuah payung.

"Gue gak butuh dipayungin."

"Nanti lo sakit."

"Gue gak peduli. Singkirin payung lo!"

Gadis itu tidak menuruti pinta Askara. "Udah tiga jam lo hujan-hujanan."

"Lo siapa sih? Gak usah sok peduli sama gue."

"Gue Naura."

"Kita gak kenal. Mending lo pergi."

"Lo jangan pikir gue cewek yang lagi caper sama lo. Gue cuma gak tega liat lo kehujanan dari tadi, jadi gue inisiatif buat semperin lo." Ucap gadis itu apa adanya.

"Mau lo caper, mau gak. Mending lo pergi!"

"Kalau ada masalah lampiasannya jangan gini. Sayangi diri lo." Jeda Naura. "Mending lo cerita ke gue, duduk sambil minum coffee di kafe sana." Tawar Naura.

Naura berpindah posisi ke hadapan Askara lalu mengulurkan tangannya.

"Apa maksud lo?"

"Masalah harus diselesaikan, bukan diretapi gini doang. Ayok!"

Askara terdiam sejenak, lalu bangkit tanpa bantuan uluran tangan Naura. Naura bodoh amat dan menarik kembali tangannya.

"Gak usah dipayungin."

"Oke."

Sesampainya di depan kafe. Mereka berhenti sejenak.

"Kenapa berhenti? Ayok masuk. Nanti gue traktir deh."

"Lo pikir gue gak punya modal. Ogah gue mau dimodalin sama cewek. Lo pikir gue cowok apaan dimodalin cewek."

"Yaudah sih gak usah ngegas. Yaudah ayok."

"Masa gue masuk basah kuyup gini?" Askara mengibas-ngibaskan bajunya yang basah.

"Yaudah beli baju dulu aja sana."

"Mana ada penjual baju di sini."

"Tuh di sana ada toko kaos cowok. Mata lo gak kepake apa gimana sih."

Askara menyentil kening Naura pelan membuat gadis itu mendengus.

"Kenapa malah sentil kening gue sih?"

"Gue tanya baik, jawabnya ngegas."

"Tadi lo ngegas juga."

"Bodoh. Gue beli baju dulu."

"Gue tunggu di dalam."

Askara mengangguk. Setelah itu Naura masuk menunggunya di dalam. Tidak lama Askara masuk ke kafe dan duduk di hadapan Naura dengan pakaian yang sudah terganti.

"Lo pesen minuman sendiri aja soalnya gue gak tau lo mau minum apa."

"Bilang aja lo malas pesenin gue."

ASKARA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang