40. Ngambek

112 11 0
                                    

Askara sedang mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Ia bukan adu balap tapi sedang kabur untuk menghindari motor yang tiba-tiba saja mencoba mencari gara-gara dengannya saat ini. Beberapa kali ia menyelip kendaraan sana sini dan tak peduli ketika pengendaranya sesekali mengumpat. Hingga Askara membelokkan motornya ke jalan yang sepi begitupun orang yang mengejarnya.

Askara berhenti dan menatap nyalang cowok itu yang ikut berhenti.

"Mau lo apa ha?!" Tantang Askara.

"Takut ya makanya kabur?"

"Cih, gue takut? Gak ada sejarahnya gue takut sama orang yang cari gara-gara."

"Terus kenapa lo kabur?"

Askara tersenyum miring. "Gue cuma main-main. Ya ngetes kemampuan balap lo doang. Ternyata jauh di bawah gue."

"Lo emang sombong!"

"Bukan sombong bro, emang faktanya gitu kok."

"Bacot lo!"

Detik berikutnya orang itu langsung turun hendak menghajar Askara. Askara yang menyadari pun tak tinggal diam sehingga kini terjadi perkelahian. Lawannya sudah babak belur, sedangkan Askara tak ada satupun karena menurutnya kekuatan lawannya itu jauh di bawahnya.

Namun tiba-tiba lawannya mengeluarkan sebuah benda tajam dan langsung mengarahkan di depan Askara.

"Brengsek, mainnya senjata!"

"Bacot lo!"

Cowok itu mulai menyerang dengan pisau di genggamannya, ia mencoba mencelakai Askara namun dengan sigap Askara selalu bisa menghindar.

Tiba-tiba Putra dan Faren datang dan membuat keduanya menoleh sehingga cowok itu hendak kabur, sebelum cowok itu pergi Askara sempat menarik gelangnya dengan kasar hingga terlepas.

"Sial tuh orang!" Cibir Askara setelah cowok itu pergi.

"Lo diapain sama dia? Pake pisau lagi nyerang lo." Ucap Putra.

"Cuma tergores dikit." Ucap Askara yang terdapat gores di pergelangan tangannya.

"Kita lambat Put. Coba aja gak, udah dipastiin kita tau siapa orang itu." Ucap Faren.

"Gue sempat rampas gelangnya."

"Coba liat." Ucap Putra dan menerima gelang itu. "Ada simbol M." Ucap Putra setelah mengamati gelang itu.

"M?" Gumam Askara dan Faren.

Seketika benak Putra terbesit satu nama orang. "Gak mungkin dia kan?" Tanya Putra dengan menatap bergantian kedua temannya.

"Maksud lo Mauren?" Tanya balik Faren untuk memastikan karena nama itu juga sempat terbesit di kepalanya.

"Yang nyerang gue tadi itu cowok. Mending kita bahas di markas." Ucap Askara.

***

Bella berjalan cepat masuk ke markas besar Skaigor dengan raut wajah panik. "Askara!"

Cowok itu langsung kaget melihat Bella datang. "Kamu kok ke sini gak kabarin aku dulu?"

"Kamu diapain sama orang itu? Ada yang luka? Kamu beneran gak ditusuk kan?" Pertanyaan beruntun dari Bella sambil memeriksa wajah Askara.

"Satu-satu kalau nanya sayang. Aku gak apa-apa kok."

"Jangan bohong Kar? Tadi Faren chat aku bilang kamu berkelahi dan orang itu pake pisau nyerang kamu."

"Bentar deh, jadi Faren yang kasih tau kamu terus ke sini?"

"Iya."

"Itulah gunanya teman Kar, ngabarin cepat ke tunangan lo tentang kondisi lo." Balas Faren saat Askara menatapnya.

ASKARA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang