23. Melampiaskan Dengan Balapan

104 12 2
                                    

Setelah Askara sudah bisa memastikan sosok cowok yang Bella cintai, suasana semakin canggung dan seketika Bella ingin pulang. Saat berpamitan pulang duluan, Bella menyuruh cowok itu lebih baik tidak perlu mengantarnya, tapi Askara tetap harus mengantarnya pulang dengan selamat, meskipun hati cowok itu merasa sakit karena cintanya ditolak. Saat di mobil pun mereka berdua hanya saling diam, dan hanya rasa canggung menyelimuti sampai di kediaman Bella.

Selepas dari mengantar Bella ke rumahnya kini Askara sedang berada di salah satu rooftop apartemen mewah milik anak dari saudara kakeknya. Ia duduk di pinggir pembatas dengan kaki direntangkan ke bawah.

Betapa menyedihkan hati Askara setelah sosok gadis yang dicintai berhasil membuatnya patah hati untuk kedua kalinya. Dari awal Askara yakin tidak yakin jika pengakuan tentang perasaannya akan berjalan sempurna. Mengingat ia pernah tak sengaja menguping pembicaraan antara Bella dan Revan di sebuah kafe waktu dulu sebelum ia sakit.

Meskipun sebelumnya yakin tidak yakin, tapi keputusan Askara untuk menyatakan perasaan cintanya pada murid baru pindahan dari Australia itu sudah dipersiapkan dengan matang bahwa malam ini waktu yang tepat. Ia tidak ingin sampai menunda-nunda lagi. Tapi, pada akhirnya takdir berkata lain, cintanya ditolak secara halus.

Kini hatinya jauh dari kata baik-baik saja. Dari tadi hatinya sudah menggebu-gebu tak tertahan ingin mencari pelampiasan. Tapi ia mencoba urungkan niatnya itu, dan memilih ke tempat seperti sekarang saja.

"Kenapa kisah cinta gue gini banget? Kenapa saat gue jatuh cinta untuk kedua kalinya, justru perempuan itu malah mencintai orang lain?"

"Apa gue gak pantes dapatkan cinta yang tulus dari perempuan yang gue cintai?"

Untuk kedua kalinya Askara patah hati sehingga ia berpikir jika memang dirinya ditakdirkan jadi sadboy.

Drtt drtt

Askara berdecih saat suara telponnya membuyarkan keheningannya. Dengan malas ia menggeser tombol hijau dan telpon sudah terhubung.

"Apa sih?!"

"Weiii woles napa." Balas Faren di seberan sana dengan sok mengelus dada.

"Bacot!! Kenapa nelpon?"

"Sorry Kar, sorry ganggu dinner lo. Gue cuma pengen laporan kalau ada orang yang nantangin kita balapan dan yang turun sekarang Bisma." Memang seperti itu aturannya, jika apa-apa harus lapor dulu atau meminta izin lebih dulu dengan sang ketua.

"Biar gue yang turun."

"Eh terus acara dinner lo sama Bella gimana?"

"Lokasinya di mana? Di tempat biasa."

"Bukan. Di jalan Nuri dekat stadion lama."

"Oke."

Telepon langsung dimatikan sepihak oleh Askara dan segera beranjak menuju area balapan malam ini.

Membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit tiba di lokasi saat ini yang tampak ramai. Anggota Skaigor lainnya langsung menoleh dan bersorak menyambutnya saat kedatangan ketuanya tersebut. Mereka sempat berpikir jika Askara tidak bisa datang untuk kali ini. Askara membuka helm dan sengaja sedikit mengacak-acak rambutnya. Saat itu juga pesona Askara keluar karena hampir semua cewek yang hadir memekik heboh karena tampannya ketua Skaigor tersebut bisa diliat dengan mata secara langsung.

"Pas Lo datang tuh cewek semua langsung girang." Seru Putra terkekeh geli melihat mereka.

"Ya namanya ketua, orang yang paling ditunggu-tunggu kehadirannya, apalagi cewek cewek noh."

ASKARA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang