"Revan."
Cowok itu menoleh ke arah sumber suara yang memanggilnya.
"Lo mau kemana?"
"Ke perpus. Ada apa Bel?"
"Kebetulan gue juga pengen ke perpus. Sekalian bareng aja ya, soalnya gue belum tau perpustakaanya di mana."
"Boleh, yaudah yuk."
Revan dan Bella kembali berjalan menuju perpustakaan. Di sela-sela berjalan, mereka berdua melakukan obrolan.
"Btw lo pindahan dari mana?" Tanya Revan yang baru sempat menanyakan perihal tersebut.
"Australia."
"Jauh banget ternyata." Revan lumayan kaget, karena ia pikir Bella hanya pindahan dari luar kota.
"Gue seneng banget soalnya gue akhirnya bisa netap di Indonesia dengan waktu yang lama."
"Emang sebelumnya lo belum pernah pulang ke Indonesia?"
"Cuma sekali-kali doang."
"Lo udah lama tinggal di Australia ya?"
"Sejak gue masuk SD udah di sana."
Revan mengangguk-angguk. "Lama juga ya."
"Makanya gue seneng banget pas pulang ke sini."
"Lo di sana tinggal bareng siapa?"
"Bareng opa sama oma gue. Orang tua gue tinggalnya di sini."
Revan mengangguk-angguk.
"Oh iya, kenapa gak nunggu sekalian tamatin SMA lo aja dulu di sana? kan nanggung gitu."
"Dari masuk SMA gue pengennya sekolah di Indonesia. Tapi, oma gue lagi sakit waktu itu dan kebetulan mereka udah daftarin gue di sana, jadi dua tahunnya gue sekolah di Australia. Dan sekarang baru deh gue bisa sekolah di SMA favorit gue."
"Gerilya, sekolah favorit lo?"
Bella mengangguk-angguk. "Lo tau lah gimana Gerilya. Sekolah terbaik di Jakarta. Prestasi akademik dan non akademiknya bisa diacungkan jempol. Terus akreditasinya juga gak main-main loh. Gue rasa banyak banget peminat sekolah ini."
"Lo benar." Revan sangat menyetujui pendapat Bella.
"Makanya gue mohon-mohon banget sama opa dan oma gue buat lanjutin sekolah di sini satu tahunnya."
Bella dan Revan sudah sampai dan mereka pun masuk ke dalam perpustakaan.
Setelah menaruh beberapa buku paket yang dibawa Revan ke tempatnya, mereka kemudian mengambil salah satu buku dan mereka ingin tinggal di sini untuk sekedar membaca.
Baru saja Revan duduk di kursi tiba-tiba teman kelas mereka datang untuk menyuruh Revan ke ruang guru sekarang karena ada panggilan dari wali kelasnya.
"Bel, gue gak temenin lo dulu ya."
"Iya, santai aja."
"Gue duluan ya." Pamit Revan dan segera pergi.
Kini Bella mulai membuka buku paket lembar per lembar untuk mempelajari beberapa materi rumus fisika.
"Hai, bu Dian." Sapa Faren kepada guru penjaga perpustakaan.
"Ada apa Faren? Tumben banget kalian berdua injek perpustakaan?" Balas bu Dian dengan menatap Askara dan Faren bergantian.
Bu Dian tentu saja merasa heran karena kedua cowok itu selama sekolah belum pernah masuk ke dalam perpustakaan sekolah. Bukan hanya mereka, kedua sahabatnya juga begitu, tapi kalau Davian sudah sering ke perpustakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASKARA 2
Teen FictionCinta pertama memang tak selamanya indah. Askara memiliki kisah pada cinta pertamanya tak sesuai harapan yang harus berakhir begitu saja sebelum jadian. Hingga seiring berjalannya waktu akhirnya Askara menemukan kembali gadis yang layak untuk dici...