31. Bella Galau

112 10 2
                                    

"Ini kan saputangan gue!" Ucap Bella dengan mata berbinar melihat saputangan miliknya. Seketika ia berhenti menangis.

"Emang iya." Balas Askara tenang.

"Kok bisa sih ada sama lo? Lo dapat darimana?"

"Di bandara."

"Kok bisa di sana?"

"Lo gak ingat waktu kita gak sengaja bertabrakan di bandara."

"Gue ingat lah. tapi gak tau kalau saputangan gue jatuh pas gue nabrak lo. Oh iya gue ingat sebelum itu gue mau taroh di saku sweater gue dan pas itu juga kita gak sengaja tabrakan. Tapi ternyata gak masuk ke saku dan malah jatuh. Untung lo nemuin. Tapi bentar ada gelangnya gak?"

"Gelang?" Askara pura pura tidak tahu.

"Gelang putih ada beberapa permata biru mudanya."

"Yang ini maksud lo?"

Sontak mata Bella semakin berbinar dan seakan melupakan kesedihannya sejenak. "Iya Kar, itu gelang gue!

"Biar gue pakein?"

Bella mengangguk. "Gue pikir saputangan sama gelang gue udah hilang."

Setelah gelangnya terpasang indah di tangan putihnya. Ia langsung memeluk Askara dengan perasaan bahagia. Askara sempat kaget tapi tak berpikir lama ia pun membalasnya. Askara ikut bahagia melihat gadis itu tersenyum yang sempat beberapa menit tadi sedang galau.

"Makasih banyak Kar udah nemuin milik gue."

"Sama-sama."

"Eh, sorry Kar, gue gak bermaksud mau modus. Gue saking bahagianya jadi reflek meluk lo."

"Santai aja." Balasnya dengan ekspresi biasa saja, padahal jantungnya berdetak kencang dan merasa salah tingkah. "Gelang ini sangat berarti ya bagi lo? Soalnya gue belum pernah liat lo sebahagia gini."

"Gelang ini pemberian bunda yang terakhir makanya sangat berharga. Bunda selalu berpesan untuk menjaga gelang ini sampai nanti gelang ini bisa dipakai sama anak gue kelak." Ada kekehan di akhir kalimatnya.

Askara mengangguk-angguk. "Yaudah gue cabut. Gue ada urusan. Gue cuma mau ngembaliin milik lo ini doang."

"Bentar deh, kok baru sekarang lo ngembaliin?"

"Gue rasa ini waktu yang tepat. Mending lo langsung pulang, udahin galau lo. Gue cabut. "

"Sekali lagi makasih ya."

Askara melangkah pergi dan seketika Bella mengingat sepintas obrolannya bersama oma dan opanya sewaktu di Australia.

"Opa Oma!" Bella berlari turun dari tangga membuat kedua pasangan lansia itu panik.

"Astaga, cucu oma jangan lari gitu dong. Nanti kalau kepeleset bagaimana?"

"Oma opa." Rengek Bella.

"Ada apa? Cucu opa kenapa hm?"

Bella duduk diantara oma dan opanya.

"Kok cucu opa yang cantik ini menangis. Siapa yang membuat kamu menangis?"

"Bukan orang yang bikin Bella menangis."

"Terus kenapa?"

"Saputangan sama gelang pemberian bunda hilang gitu aja."

"Hilang? Kamu tidak cuma lupa simpan di mana?"

"Tidak oma. Tadi Bella sudah telepon papa sama mami dan mereka bilang gak liat. Bella ingat banget, Bella bawa kok. Apa milik Bella hilang waktu di bandara Jakarta ya?"

ASKARA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang