28. Menghajar Revan

109 8 1
                                    

Revan sedang berjalan menuju gudang. Tadi ada seorang siswa yang memberitahu Revan jika Askara menyuruh menemuinya di gudang. Alasannya ada sesuatu yang ingin dibicarakan. Di jam kedua ini kelas mereka berdua sedang free karena sebagian guru sedang rapat dan kebetulan guru yang mengajar ikut serta.

Setelah sampai di depan gudang Revan melihat Askara tengah berdiri tegak dengan tangan dilipat depan dada dan menatap Revan dengan sorot mata tajam. Dengan berusaha santai Revan mendekat dan berdiri di hadapannya.

"Ada apa?"

"Gue benci sama lo!" Ucap Askara to the point dengan menekan setiap kata.

Revan masih terlihat tenang. "Kita berdua ada masalah?"

"Masih nanya?"

"Gue nanya karena gak tau kenapa lo tiba-tiba bilang benci ke gue. Gue rasa gak pernah buat masalah sama lo."

Askara tak membalas dan hanya diam menatap Revan nyalang.

Revan menghela napas kecil. "Masalah pribadi atau ada masalah lain?"

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Dengan tiba-tiba Askara memukul Revan begitu saja membuat Revan yang tak sigap dan terkejut langsung tersungkur ke lantai.

"Apaan apaansih lo Kar?!"

Askara dengan emosi yang menggebu-gebu menarik kerah baju Revan dengan kasar. "Gue benci lo Revan!!!" Teriak Askara lalu memukul kembali wajah Revan sekali.

Perasaan bencinya tak bisa  dikontrol jika mengingat kembali kejadian antara gadis yang ia cintai berpelukan dengan Revan.

Revan yang masih dengan posisi di lantai mengusap darah di dekat bibirnya dengan jempol. Lalu ia berdiri menatap balik Askara dengan tajam.

"Apa masalah lo sama gue? Kasih tau gue Kar?!" Teriak Revan yang mulai tersulut emosi.

"Lo kenapa harus berpelukan sama Bella ha?! Gue gak suka!!"

Revan tersenyum miring. "Jadi itu permasalahannya?" Jeda Revan sejenak. "Lo cemburu?"

"Bukan urusan lo!"

"Udah lah Kar, ngaku aja."

"Gue tuh bingung sama lo, lo sukanya sama siapa sih?" Jeda Askara maju selangkah. "Gue gak bakal biarin cowok brengsek kayak lo mempermainkan Bella!"

"Maksud lo apa? Gue gak mempermainkan Bella!"

"Lo kasih dia harapan palsu brengsek!"

"Harapan palsu apaan maksud lo?"

"Lo punya pacar, dan lo deketin Bella juga, iya kan?!"

"Pacar? Jangan sok tau sama hidup gue."

"Gue bicara sesuai fakta."

"Gue gak punya pacar dan sama sekali gak lagi deketin Bella!" Tegas Revan berkata sejujurnya.

"Omong kosong!!"

"Apa pedulinya lo soal gue dan Bella?"

"Lo masih nanya? Jelas gue peduli karena gue cinta sama Bella!"

"Bella nolak lo karena dia mencintai orang lain. Jangan paksa Bella buat mencintai lo juga Kar."

"Lo bego apa sok polos sih?"

"Maksud lo?"

"Lo orang yang Bella cintai!"

Deg.

ASKARA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang