Askara sedang mengendarai motornya dan seketika melihat seorang gadis duduk di aspal dan di sebelahnya terdapat sepeda.
"Naura!"
Askara turun dari motor dan mendekati Naura. "Lo ngapain duduk di aspal gitu? Kayak gak ada bangku aja."
"Apaan sih lo. Gue jatuh tau. Bantuin gue berdiri dong."
"Ogah."
"Ish, lo gak kasian apa sama gue."
"Gak."
"Terus ngapain samperin gue?"
"Gue cuma mau pastiin lo Naura apa bukan."
"Iya gue Naura!" Kesal Naura.
"Oh."
"Eh, bantuin dong please."
"Bewel lo." Askara tiba-tiba mengangkat Naura ala bridal style.
"Eh lo ngapain gendong gue."
"Lo kan gak bisa jalan, yaudah gue bantuin."
"Gue masih bisa jalan. Turunin gue!" Askara langsung mengikuti perintah Naura.
"Mau modus lo ya?" Tuduh Naura.
"Modus apaan? Yaudah gue cabut."
"Yaudah sana." Dengus Naura lalu memperbaiki posisi sepedanya.
"Yang luka apa lo?" Tanya Askara yang kembali berbalik mendekati Naura.
"Gue pikir lo gak punya rasa kasihan."
"Yang luka apa lo?" Tanya Askara sekali lagi.
"Lutut gue cuma lebam dikit."
Askara langsung berjongkok mengamati lutut kanan Naura dan meniup-niupnya membuat Naura tertegun.
Askara berdiri. "Gue udah obatin, bentar lagi sembuh."
"Emang kalau ditiup-tiup gitu langsung sembuh ya?" Tanya Naura polos.
"Lo percaya?"
"Lo bilang gitu."
Askara tertawa kecil. "Lo polos apa gimana sih? Ya kali gue bisa langsung sembuhin lutut lo."
"Ish."
"Lo bisa pulang sendirikan? Gue mau cabut ada urusan." Ucap Askara berbalik namun belum sempat melangkah Askara kembali menghadap Naura. "Lo lagi belajar naik sepeda ya?"
"Gak lah. Gue lagi jalan-jalan sore pake sepeda."
"Yaudah gue cabut."
Naura geleng-geleng kepala melihat tingkah cowok itu. Setelah Askara pergi sudut bibir Naura terangkat.
Sesampainya di rumah, Naura menaruh kembali sepedanya di garasi. Lalu masuk ke rumah meneriaki Bella.
"Bella!"
"Lo kenapa?" Tanya Bella yang sedang berada di ruang keluarga.
Naura langsung memeluk sejenak Bella yang tampak bingung.
"Nih anak kenapa sih?"
"Lo tau gak Bel."
"Mana gue tau coba, lo aja belum kasih tau gue."
"Gue ketemu dia lagi."
"Dia? Dia siapa maksud lo?"
"Oh iya, gue lupa ceritain ke lo."
"Yaudah lo cerita sekarang."
"Jadi gini sebelum gue ke Bandung gue sempat singgah di kafe dulu. Dan gue liat ada cowok di taman yang dengan sengaja membiarkan dirinya kehujanan."
KAMU SEDANG MEMBACA
ASKARA 2
Teen FictionCinta pertama memang tak selamanya indah. Askara memiliki kisah pada cinta pertamanya tak sesuai harapan yang harus berakhir begitu saja sebelum jadian. Hingga seiring berjalannya waktu akhirnya Askara menemukan kembali gadis yang layak untuk dici...