Epilog

234 10 5
                                    

Hari demi hari telah berlalu. Tak terasa acara promnight dan kelulusan kelas 12 murid Gerilya sudah diadakan dua hari yang lalu. Itu tandanya mereka semua sudah resmi bukan anak SMA Gerilya lagi dan sudah menjadi alumni.

Kini Askara dan keempat sahabatnya serta pacar dari masing-masing sedang berlibur ke pantai, kecuali Putra yang jadi nyamuk mereka.

Semuanya tampak begitu bersenang-senang dan menikmati suasana pantai, termasuk Askara dan Bella. Walaupun Putra yang tengah berbaring santai menggunakan hammock yang digantung di antara dua pohon kelapa agak kesal karena yang lain bersama pacar, tapi tak dipungkiri ia juga bahagia karena melihat sahabatnya tertawa lepas. Jujur saja ia sampai sekarang masih betah dengan status jomblo. Para sahabatnya sering mencomblangi dirinya dengan seseorang, namun tak ada satupun yang berhasil menggetarkan hati Putra. Ia juga bodoamat jika hanya dirinya yang belum memiliki pasangan. Entahlah siapa nantinya yang berhasil menaklukkan hati seorang Ardiputra Niel Juanta.

Di samping, tepatnya di bagian luar tenda terdapat Faren bersama Seila yang sedang bermesraan dengan posisi Seila menyandar di bahu kanan Faren yang merangkulnya, serta banyaknya cemilan di dekatnya.

"Coba liat ke sana sayang, kayaknya Lea mencoba membujuk Davian deh, tapi susah. Teman kamu yang satu itu memang kulkas, sama pacarnya aja masih dingin." Ucap Seila.

"Ya pada dasarnya sikap Davian emang gitu. Sebenarnya bukan dingin tapi dia gengsi aja. Tau lah orang kelihatan cuek tapi rasa pedulinya besar yang gak suka diperlihatkan."

Sementara Lea terus membujuk Davian untuk berselfi yang sudah kelima kalinya dengan gaya tangan dibentuk love.

"Kali ini aja kak Davian." Pinta Lea tak putus asa.

Davian tampak menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Bingung harus bagaimana. Bukannya ia tidak mau menuruti permintaan sang pacar, masalahnya di sini bukan hanya ada dirinya dan Lea saja.

"Gak usah gaya kayak gitu."

"Sekali doang kok. Kalau gak mau aku gak mau berhenti selfi."

Davian menghela napas gusar. "Malu, diliatin sama yang lain."

"Gak ada yang perhatiin kita kak. Mereka lagi sibuk masing-masing sama pacarnya, kecuali kak Putra. Masa permintaan pacarnya yang sangat jarang ini gak diturutin." Lea pura-pura ngambek.

"Oke oke."

"Beneran mau nih?"

"Hm."

Sontak wajah Lea berubah sumrigah dan langsung mengarahkan kembali ponselnya di depan wajahnya dan Davian. Dengan sangat terpaksa Davian menyatukan jarinya dengan jari Lea sehingga membentuk love.

"Gemes." Ucap Lea dengan hasil fotonya.

Setelah berfoto, Lea beralih mengukir namanya dengan nama Davian menggunakan ranting kayu di pasir, lalu menambahkan gambar love. Diam-diam Davian memotret candid Lea.

"Dede udah dong larinya, aku capek ngejar kamu." Teriak Bisma yang sudah ngos-ngosan karena dari tadi ia bermain kejar-kejaran bersama Nadia di pinggir pantai.

"Baru juga gitu udah capek aja."

"Udah ya, mending lakuin yang lain aja deh."

"Yaudah ayok cari kerang."

"Nah mending itu, ayok kita kumpulin terus aku buatin gelang kerang nantinya."

"Beneran buatin ya kak?"

"Apa sih yang gak buat dede."

Sedangkan pasangan kita yang satu-satunya sudah bertunangan sedang mengambil tempat yang berjarak dengan yang lain. Mereka berdua duduk di pasir sambil memandang laut dan langit yang hampir menampilkan senja dengan hati yang riang. Askara sengaja tidak berdekatan dengan mereka karena ia tidak ingin diganggu dan hanya ingin menikmati waktu berdua saja.

ASKARA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang