05. Antar Pulang

221 15 1
                                    

Kini Bella sedang menunggu jemputannya di halte, tapi sudah hampir satu jam supir mobilnya belum kunjung datang. Bella marogoh ponselnya mencoba menelpon supirnya, tapi sialnya ponselnya lowbet membuat Bella mendengus.

Entah kenapa taksi tak ada satupun yang lewat. Ditambah cuaca langit di atas sana terlihat mendung. Bella merasa khawatir, bagaimana nasibnya sekarang.

Bella mengernyitkan dahinya ketika terdengar derum motor yang singgah tepat di depan halte.

Cowok itu membuka helmnya hingga rambutnya sedikit acak-acakan. Sesaat Bella sempat terpana melihat ketampanan Askara, namun hanya kagum tidak tertarik.

Askara turun dari motor lalu duduk di sebelah Bella. Bella pun hanya menganggap jika cowok itu hanya sekedar singgah di halte juga. Askara berdehem memberi kode, namun Bella tetap tampak cuek yang sedang mengamati jalanan di depan.

"Kata maaf doang gak cukup." Akhirnya Askara membuka suara.

Bella mencoba mencerna omongan Askara yang kini bisa ia tebak.
"Ternyata nih cowok nyamperin gue." Batin Bella.

"Soal yang tadi?" Balas Bella.

"Hm."

Bella menghela napas lalu menoleh ke Askara. "Sekali lagi gue minta maaf soal tadi." Ucap Bella dengan mengulurkan tangan berniat meminta maaf kembali karena tidak ingin memperpanjang masalah.

"Buat apa?" Tanya Askara sembari menunjuk tangan Bella dengan lirikan mata.

"Kalau lo balas jabatan tangan gue berarti lo udah maafin gue sepenuhnya." Jelas maksud Bella.

Askara pun menerima uluran tangan Bella sehingga gadis itu menyunggingkan senyuman.

"Jadi sekarang kata maaf doang udah cukup sepenuhnya, oke!"

"Gak."

Sontak Bella membulatkan matanya. "Loh? Kok gitu sih?"

"Kenapa belum pulang?" Askara bukannya menjawab malah bertanya balik yang tidak nyambung dan membuat Bella mendengus.

"Lagi nunggu jemputan."

"Gue anter."

"Gue?"

"Iya lah lo. Di sini gak ada orang selain lo."

"Kenapa tiba-tiba mau anterin gue?"

"Pasti lo dari tadi nunggu jemputan lo tapi belum datang kan?"

"Terus?"

"Lo cewek. Gue kasian tinggalin lo sendirian di sini. Kayaknya bentar lagi bakal hujan." Ucap Askara sambil mengamati cuaca langit di atas sana.

Bella tampak berpikir, ada sedikit keraguan ingin diantar oleh cowok itu. Ia takut akan bermasalah dengan orang lain.

"Asal lo tau ya gue gak pernah nawarin cewek untuk duduk di jok belakang motor gue, kecuali cewek itu..." Askara sengaja menggantungkan kalimatnya.

"Cewek itu?"

"Jangan berpikir lama. Mau atau gak nih?"

Ia berpikir kembali, jika sampai malam ia masih di halte karena jemputannya belum datang dan taksi belum juga ada yang lewat, hujan juga akan turun, pasti akan bahaya untuknya. Tapi, ingin menerima tawaran Askara mungkin akan lebih bahaya karena akan berurusan dengan seorang gadis.

"Gak." Jawab Bella setelah berpikir beberapa detik mempertimbangkan.

"Yakin?"

"Yakin."

"Lo nolak pengen dibonceng sama ketua geng tampan kayak gue?" Askara menunjukkan wajah sedikit sombongnya.

"Iya. Itu pun kalau gue nerima tawaran dibonceng sama lo, bukan karena lo cowok tampan makanya gue mau."

ASKARA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang