Three🎻

2.5K 273 19
                                    

Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis

Don't forget to VoMent🎻
Happy Reading!!!

Don't forget to VoMent🎻Happy Reading!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seoul, 2015

Tarikan terakhir dari bow yang digenggam tangan kanan Lisa juga ikut mengakhiri nada terakhir dari lagu The Last of Summer dari Ernst. Gemuruh tepuk tangan terdengar riuh dari para pelajar dan pengajar yang menyaksikan penilaian bulanan bagi siswa grade 4 di kategori violinist.

Kedua kelopak mata Lisa yang sebelumnya terpejam kemudian terbuka dan langsung menatap pada sosok sang bibi yang berdiri di ujung ruangan sambil tersenyum lebar padanya. Kedua tangan sang bibi terlihat terlipat di depan dada tapi pandangannya begitu terlihat hangat juga bangga padanya.

"Ernest? Serius? Disaat yang lain memainkan lagu-lagu denga tingkat menengah, tapi anak itu memainkan Ernest?" seorang penilai yang datang langsung dari Jepang bertanya takjub pada direktur Park, penanggung jawab LePark yang ada di Korea.

Evaluasi bulanan saat ini memang sedikit spesial dan berbeda. Evaluasi yang sebelumnya dijadwalkan rutin setiap tanggal 10 setiap bulan, harus dimajukan 3 hari lebih cepat karena kedatangan perwakilan LePark dari Jepang dan seorang musisi terkenal dari Itali.

Dengan jadwal yang berubah dan waktu persiapan yang menjadi lebih singkat, banyak pelajar dan pengajar yang berusaha untuk meminimalisir kesalahan dengan mengganti pilihan lagu mereka menjadi lebih mudah. Tapi Lisa dan Tuan Shin, pelatih Lisa, memiliki keputusan yang berbeda.

"Lisa-ya kau hebat sekali." Jihyo, salah satu teman Lisa di LePark yang menekuni Cello berbisik ribut saat Lisa sudah mendudukkan diri di sampingnya.

"Ah aku gugup sekali." Lisa memegang dadanya gugup. Cemas akan keputusan para penilai karena ia sadar bahwa beberapa bagian dari lagu yang ia mainkan sedikit berlebihan.

"Kau hebat Lisa-ya." puji Rose, salah satu pianist junior berbakat di LePark.

Sementara beberapa pelajar menatap Lisa sinis, tak ketinggalan Jennie, salah satu pelajar yang juga menekuni biola sama seperti Lisa. Persaingan di antara siswa yang belajar di LePark memang ketat. Kesempatan untuk bisa mendapat beasiswa untuk berkuliah di sekolah musik terbaik di Eropa menjadi alasan mengapa persaingan mereka sungguh berat dan ketat.

Setelah evaluasi bulanan selesai, seluruh murid kembali berpencar. Ada yang akan memulai latihan, ada yang langsung pulang, ada juga yang seperti Lisa. Menunggu bagiannya yang memang terbiasa membantu menjadi pengiring para balerina untuk memulai evaluasi.

"Lisa-ya, aku tunggu di ruang theater tari ya. Bibi Jin-a anyeong haegeseyo." Jin-a dan Lisa tersenyum sambil membalas lambaian tangan Rose yang berlalu pergi.

The PuppeteerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang