Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis
Don't forget to VoMent🎻
Happy Reading!!!"Tak ingin masuk?" Lisa menghela napasnya pelan sebelum melanjutkan lagi langkahnya untuk memasuki ruangan. Menyusul sosok Namjoon yang sudah lebih dulu duduk nyaman di salah satu bangku tinggi sambil memegang partitur.
"Menikmati posisi mu saat ini Lisa-ssi?" satu alis Jungkook terlihat naik tinggi. Senyum menyebalkan itu masih terpatri pada wajahnya yang terus saja terlihat mencaci Lisa tanpa harus banyak bicara.
"Ruang latihan pribadi, spotlight, pertunjukan utama, kesempatan untuk pamer----"
"Jungkook-ah." decakan kasar keluar dari bibir Jungkook saat mendengar Namjoon yang berbicara dengan nada memperingati.
"Jadi, ingin mulai darimana Nona Lisa? Kami akan dengan senang hati menuruti kemauan siswa paling berharga di LePark."
Lisa masih setia berdiam diri sambil menggigit bibir bawahnya. Ah ayolah, ucapan Jungkook tak akan bisa menyakiti Lisa setelah segala hal yang sudah lebih dulu terjadi di hidupnya. Hal apa lagi yang bisa lebih buruk dari kenyataan bahwa ia dibenci oleh satu-satunya keluarga yang kini ia miliki?
Dengan menekankan hatinya kuat-kuat agar lebih tabah, Lisa memilih berjalan ke salah satu bangku yang ada disana. Ia berjalan begitu saja melewati Jungkook dengan sikap acuh, lalu meletakkan segala barang bawaannya di meja. Dengan hati-hati, ia kembali mengeluarkan biola yang sebelumnya sudah ia pakai untuk latihan gabungan.
Sedangkan Jungkook merasa kesal setengah mati dengan tingkah Lisa yang terlihat angkuh di matanya. Gadis itu bahkan tak merasa repot membalas segala ucapannya. Padahal ia sedang ingin berdebat.
Dengan kesal, ia mengambil partitur yang berada di tangan Namjoon dan dengan kasar melemparnya asal ke arah meja. Hampir saja mengenai wajah Lisa yang masih menunduk untuk membalut jari-jarinya dengan plester khusus.
"Jangan membuang-buang waktu ku dan mainkan dengan baik."
Tanpa banyak protes, Lisa menurut. Ia kembali menatap Jungkook saat partitur dan biolanya sudah siap. Pria itu masih menatapnya dengan angkuh dan seolah tak ingin menunggu lebih lama. Tapi Lisa memilih mengacuhkan pria itu sekali lagi dan menggunakan waktunya lebih lama untuk membaca partitur yang ada di hadapannya terlebih dahulu.
Dasar pria gila, seberbakat apapun seorang musisi, diberikan partitur kurang dari 1 menit sebelum penampilan adalah hal gila. Lalu apa yang pria itu katakan tadi? Mainkan dengan baik? Persetan. Jeon Jungkook adalah salah satu tipe manusia yang penuh aura negatif dan akan ia hindari sebisa mungkin. Batinnya
Setelah beberapa menit mempelajari partiturnya dan setelah beberapa decakan tak sabar yang keluar dari bibir Jungkook, Lisa mulai meletakkan biolanya di atas bahu. Tarikan pertama pada bow-nya berhasil menghentikan decakan protes yang tak lelah Jungkook lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Puppeteer
FanfictionMasa lalu dan masa depan yang sama sama gelap, membuat segala emosi dan memori gelap berburu untuk keluar dari dalam box yang telah lama dikunci erat