Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis
Don't forget to VoMent🎻
Happy Reading!!!Jungkook berdiri cukup lama di depan salah satu pintu kamar yang terdapat di sebuah rumah peristirahatan milik kakeknya. Jungkook sudah sampai di rumah peristirahatan milik keluarga Jeon di Paju sejak pukul 1 malam tadi. Hingga kini jam sudah menunjukkan pukul 01.53 dan Jungkook masih belum juga berani untuk masuk ke dalamnya. Ia masih mematung di depan pintu, tak beranjak sedikitpun sejak bermenit-menit yang lalu.
Seorang pria tua terlihat mendekat dari belakangnya dengan langkah ringan, membuat Jungkook sedikit tersentak saat punggungnya mendapat dorongan lembut dari pria tua itu
"Masuklah nak, ibumu menunggu mu sejak tadi." Jungkook menolehkan kepalanya sebentar, hanya untuk melihat wajah teduh pria yang sudah sangat berubah sejak pertama kali mereka saling mengenal. Kerut yang tercetak pada wajah pria tua yang masih menatapnya berusaha meyakinkan itu menunjukkan seberapa lama waktu telah berlalu. Akhirnya setelah meneguhkan hati, Jungkook mulai melangkah dan membuka pelan pintu yang sejak tadi hanya ia tatap.
Sesaat setelah masuk, hal pertama yang langsung menarik perhatiannya adalah sebuah lampu redup berwarna kuning yang menyala. Menjadi satu-satunya sumber penerangan di ruangan itu. Lalu matanya kembali bergulir hingga menangkap sesosok tubuh yang terbaring di sebuah ranjang berukuran besar, dengan selimut berwarna putih gading yang cukup tebal.
Ia berjalan mendekati ranjang, dengan tangan terkepal dan jantung yang berdetak tak karuan. Setelah sampai disisi ranjang, Jungkook kemudian mendudukkan dirinya disebuah kursi yang sepertinya memang sudah disiapkan untuk dirinya.
Ia menatap sosok yang sedang terbaring itu dari kepala hingga ujung kaki yang terbalut selimut. Dengan tangan yang mulai gemetar, Jungkook berusaha meraih tangan dari sosok yang terbaring itu. Tangannya yang terasa dingin bergerak masuk ke dalam selimut hingga menemukan sebuah tangan lain yang terasa sangat hangat. Setelah mendapat kehangatan yang sudah sangat lama ia rindukan itu, Jungkook kemudian menunduk sambil mengatur nafasnya.
"Eomma." lirihnya.
"Eomma." Jungkook memejamkan matanya, sambil terus melatih bibirnya untuk memanggil sosok yang masih terbaring itu
"Eomma." perlahan, Jungkook menyentuhkan keningnya pada sisi ranjang. Dengan mata yang masih memejam, ia terus melafalkan kata yang sama. Memanggil ibunya yang tidak kunjung membuka mata, tak peduli berapa banyak panggilan yang Jungkook ucapkan.
"Eomma."
Ingatannya kembali mengulang kejadian pagi kemarin, dimana sang kakek datang ke apartemennya sesaat sebelum dirinya berangkat ke LePark. Dengan stelan formal yang ia pakai, sang kakek terlihat sangat serius dan kaku saat meminta waktu Jungkook untuk berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Puppeteer
ФанфикMasa lalu dan masa depan yang sama sama gelap, membuat segala emosi dan memori gelap berburu untuk keluar dari dalam box yang telah lama dikunci erat