Twenty Eight🎻

1.1K 168 22
                                    

Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis

Don't forget to VoMent🎻
Happy Reading!!!

Don't forget to VoMent🎻Happy Reading!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HANTU MASA LALU

"Aku hamil." Min Ho yang baru saja memasuki apartment milik Jin-a dengan panik langsung menutup pintu setelah sebelumnya sempat melihat ke sekeliling koridor. Ia harus memastikan bahwa tak ada satupun orang yang mendengar ucapan Jin-a.

"Kau gila?! Jangan becanda jin-a-ya." 

Jin-a melemparkan sebuah foto USG hitam putih ke atas meja rendah sambil menjatuhkan dirinya ke atas sofa. "Usianya 14 minggu, hanya berbeda 2 minggu dari usia anak mu dan Jin-Hye."

Air matanya luruh namun ia tak menangis. Ia bahkan tak berani melihat wajah Min Ho yang masih berdiri di seberang meja di hadapannya dengan badan yang masih kaku karena kaget.

"Aku tak akan membunuhnya." lirih Jin-a sambil menggigit ujung kukunya.

"Kau tau aku sudah menikah dengan Jin-a-ya." 

"Tapi ini juga anak mu!" mata yang sedari awal menghindari tatapan Min Ho, dengan marah menatap nyalang pada pria yang masih memiliki hatinya hingga saat ini.

"Tapi aku tak bisa meninggalkan Jin-Hye."

"Aku membutuhkan mu." dengan cepat, Jin-a berdiri dihadapan Min Ho sambil berusaha meraih tangan kekasihnya dan mendekatkan tangan itu untuk menyentuh perutnya.

"Aku tak bisa Jin-a-ya." Min Ho menjauhkan dirinya, memilih mengambil langkah mundur dengan tatapan sendu yang tertuju pada wajah merah Jin-a.

"Aku tak ingin membahayakan rumah tangga ku." 

"TAPI KAU JUGA HARUS BERTANGGUNG JAWAB ATAS KU!" rasa sedih yang ia rasakan meledak menjadi amarah saat melihat pria yang pernah bersamanya dengan waktu yang cukup lama itu terlihat sangat asing dimatanya.

"Tolong Min Ho-ya, kami juga membutuhkan mu." Jin-a masih berusaha untuk kembali mendekati Min Ho yang terlihat terpaku kebingungan.

"Maaf Jin-a-ya." lirihnya. Membuat tangan Jin-a yang berusaha meraihnya melayang di udara dan jatuh kesisi tubuh dengan menyedihkan.

"Aku berjanji akan membiayai kalian. Tapi maaf----"

"---aku tak bisa kembali bersama mu." Jin-a jatuh terduduk di atas lantai apartmentnya saat Min Ho berbalik dan menghilang di balik pintu. 

"AARGGGHHHH." barang-barang yang bisa diraih ia lempar hingga berterbangan diudara. Jin-a menangis menggila dengan segala hal yang direnggut dari hidupnya. Jin-a marah, pada orang tuanya, pada Jin-Hye, pada Min-Ho dan pada takdir yang membawanya hingga pada keadaan menyedihkan ini.

The PuppeteerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang