Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis
Don't forget to VoMent🎻
Happy Reading!!!"Lisa-ya, apa kau sedang sibuk?"
"Aniyeo, aku hanya sedang membaca ini. Waeyo?" katanya sambil menunjukkan sebuah buku dengan cover berwarna kuning cerah bergambar sekelopak bunga di tengahnya.
"Ingin minum teh bersama ku?"
Lisa mengangguk seraya mengikuti Jungkook yang berjalan lebih dulu ke arah taman belakang. Mereka duduk berhadapan dengan satu pitcher teh hangat dan juga dua cangkir kosong yang Il Hun sediakan. Setelah kepergian paruh baya itu, Lisa menuangkan teh kedalam cangkir milik Jungkook dan dirinya sendiri.
Suasana malam di kediaman keluarga Jeon selalu terasa sepi. Hanya ada suara daun yang disentuh angin dan juga suara hewan malam yang terdengar saling bersahutan.
Setelah selesai makan malam beberapa saat lalu, Jungkook pamit untuk menerima telfon. Cukup lama sehingga membuat Lisa bosan dan memilih menyibukkan diri dengan membaca buku di perpustakaan kecil yang keluarga Jeon miliki.
Setelah enam hari tinggal bersama dengan Jungkook, mereka memiliki kebiasaan rutin dari membuka mata hingga kembali beristirahat untuk hari esok. Biasanya setelah makan malam, mereka akan mengobrol cukup banyak sebelum akhirnya mengantuk dan kembali ke kamar masing-masing.
"Bagaimana dengan terapimu kemarin? Apa ada kesulitan yang kau alami?" Lisa tersenyum sambil menggeleng.
"Dokter Min malah bilang kalau obat ku bisa dikurangi. Aku juga sudah tidak pernah lagi bermimpi buruk, Jungkook-ssi." mendengar nada bicara Lisa yang terdengar bahagia membuat Jungkook tertular dengan senyumannya.
"Baguslah. Bagaimana dengan tanganmu?" Lisa membolak-balik tangan kirinya yang sudah lagi tidak memakai perban jelek yang membuat tangannya selalu terlihat kotor.
"Sudah sangat membaik. Yah walaupun aku tetap tak akan bisa bermain biola lagi."
"Jangan tertawa Lisa-ya, kau tidak bisa menjadikan hal itu sebagai lelucon."
"Ne Jungkook-ssi, maaf karena bercanda tentang tanganku sendiri." ledek Lisa pada Jungkook yang tiba-tiba kehilangan senyuman setelah ia membuat lelucon tentang tangannya.
Setelah lama saling berdiam sambil menikmati teh hangat dan suasana malam, Lisa dikagetkan dengan Jungkook yang tiba-tiba menyodorkan sebuah map coklat ke arahnya. Gadis itu kemudian menatap bolak-balik pada Jungkook dan map itu dengan tatapan tanya.
"Ini apa?"
"Bukalah."
"Surat rumah? Buku rekening?" kening Lisa berubah berlipat-lipat saat ia mengintip apa yang ada di dalam amplop itu. Matanya menatap penasaran pada Jungkook yang juga tengah menatapnya lamat-lamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Puppeteer
FanfictionMasa lalu dan masa depan yang sama sama gelap, membuat segala emosi dan memori gelap berburu untuk keluar dari dalam box yang telah lama dikunci erat