Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis
Don't forget to VoMent🎻
Happy Reading!!!Kehidupan Lisa setelah mengalami cedera dan resmi keluar dari LePark berubah menjadi sangat membosankan. Kegiatannya sehari-hari hanya seputar sarapan bersama Soohyuk, melakukan terapi lalu melakukan hobi barunya membaca buku hingga Soohyuk pulang dan mereka akan makan malam bersama. Lisa juga masih berusaha untuk menemukan bibinya.
Biasanya, Lisa akan langsung menempel pada Soohyuk setiap pria itu baru saja pulang dari kantor untuk segera mendapatkan informasi tentang kemajuan proses pencarian bibinya. Namun hingga kurang lebih 2 minggu berlalu sejak kejadian yang menimpa dirinya, sang bibi belum juga ditemukan keberadaannya.
Sesekali, Lisa juga akan datang ke LePark untuk bertemu dengan teman-temannya atau hanya melihat latihan untuk persiapan konser Jungkook dari jauh. Biasanya, Lisa tidak akan bisa lagi menolak jika Rose dan teman-temannya yang lain sudah menghubunginya dan memintanya untuk datang.
Tak terasa, waktu konser semakin dekat dan antusiasme masyarakat juga sangat tinggi. Konser yang akan digelar 2 hari lagi itu menarik banyak minat pecinta musik yang sudah pasti familiar dengan nama besar Jeon Jungkook.
Berita mengenai konser terakhir seorang pianist berbakat yang memutuskan untuk pensiun dini karena cedera yang dialami menjadi headline dimana-mana. Belum lagi berita mengenai insiden yang terjadi pada Lisa dan mengharuskan violinist muda berbakat itu mundur dari pertunjukan, membuat perhatian publik semakin meningkat dan membahagiakan para investor. Setidaknya walaupun batal berpartisipasi, Lisa tetap bisa memberikan sebuah keuntungan bagi konser Jungkook nantinya.
"Bagaimana menurut mu?"
"Sempurna. Aku yakin konser ini akan sukses dan mendapat banyak pujian." satu persatu sahabatnya menghampiri Lisa yang sejak tadi menonton rehearsal mereka dari bangku penonton. Rehearsal hari itu dilakukan di gedung pertunjukan terbesar di Seoul, yang juga akan dijadikan tempat konser 2 hari lagi.
"Kau melakukannya dengan sangat bagus Ruto-ya."
"Diamlah Lice, aku masih marah padamu." ya, setelah bujukan keras dari Lisa, Haruto berhasil diyakinkan agar tidak keluar dari tim.
"Wae? Kenapa masih marah? Bukakah kita sudah baik-baik saja beberapa hari ini?"
"Sudahlah Lice. Dia menjadi sangat sensitif sejak melihat mu berdarah-darah tempo lalu." seketika raut wajah Lisa menyendu. Tatapannya tetap terarah pada sosok pria jangkung yang duduk tepat di sebelah kanannya yang sedang menatap lurus dengan ekspresi datar.
"Mianhae Ruto-ya, maaf karena telah memberikan kenangan buruk padamu."
"Diamlah dan cepat sembuh sana. Jika sudah tidak bisa lagi bermain biola, setidaknya kau bisa mulai tekun melukis bersama ku nanti." Lisa mengangguk semangat mendengar ucapan Haruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Puppeteer
FanfictionMasa lalu dan masa depan yang sama sama gelap, membuat segala emosi dan memori gelap berburu untuk keluar dari dalam box yang telah lama dikunci erat