Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis
Don't forget to VoMent🎻
Happy Reading!!!"Kenapa kalian terlihat kaget? Apa aku mengatakan hal yang salah?" tak ada satupun yang menjawab pertanyaan Jungkook. Suasana menjadi semakin canggung padahal pria itu melontarkan pertanyaannya dengan nada jenaka.
"Bukankah kau memang terkenal dengan julukan itu Lisa-ssi? Yatim piatu dari keluarga Park? Atau kau lebih suka dengan julukan harta karun LePark? Kau memiliki banyak julukan Lisa-ssi. Aku sudah mendengar banyak tentang mu. Namamu terlalu berisik beberapa tahun belakangan ini." Lisa masih menatap lurus pada mata Jungkook yang entah mengapa terasa resah untuknya. Kemudian dengan tenang, ia menyunggingkan senyum tipis sambil mengangguk beberapa kali.
"Benar Jungkook-nim, anda tidak salah sama sekali." sekarang gantian Jungkook yang terdiam sambil menatap lurus pada mata Lisa yang terlihat tenang baginya. Senyum jenakanya luntur begitu saja dan berganti dengan sebuah garis lurus yang terbentuk di bibirnya. Bagi Lisa sendiri, sudah tak ada lagi yang bisa membuat dirinya sakit hati setelah semua yang ia lewati selama ini. Jadi untuk apa mengambil pusing atas ucapan pria yang baru ia temui hari ini?
Park Juan yang merasa bersalah karena ketegangan yang tercipta kemudian berdehem dan terkekeh canggung untuk memperbaiki suasana.
"Baiklah baiklah, ayo Lisa-ya kembalilah ke tempat mu. Kita akan segera memulai rehearsal nya." Lisa kembali membungkuk hormat sebelum kembali digandeng Park Juan untuk kembali ke atas panggung. Lisa menatap beberapa wajah yang terkekeh sinis kepadanya dan beberapa lagi menatapnya sendu. Ah jangan lupakan Lisa yang harus tersenyum lebar untuk menenangkan Haruto yang sudah mengeratkan rahangnya sambil memegang biolanya erat. Belum lagi Yoongi yang---ah entahlah. Biar dia menenangkan pak tua itu setelah rehearsal selesai.
"Kau akan menyakiti tangan mu jika memegang biola mu seperti itu, Haruto-ya. Longgarkan, begini." katanya lembut sambil mengusap sekilas punggung tangan Haruto.
"Ck, sudah snagat tepat aku menolak audisi untuk mengiringinya kemarin." katanya sambil berdecak kesal.
"Ssst." Lisa menaruh telunjuknya di depan bibir agar Haruto berhenti menggerutu kesal.
"Baiklah anak-anak, perhatian." Yoongi mengetukkan baton pada stand partitur di hadapannya, mencoba menarik perhatian dari tim yang sudah siap dengan alat masing-masing.
*Baton : tongkat aba seorang konduktor"Kita akan mulai rehearsal hari ini dengan lagu Sonata No.9 dari Bethoven. Seperti biasa, rehearsal awal akan dilakukan untuk mengenal dan mengetahui celah dari lagu. Untuk beberapa siswa mungkin sudah pernah ada yang mencoba memainkan lagu ini di beberapa evaluasi---" jedanya sambil melihat beberapa wajah yang ia maksud.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Puppeteer
FanfictionMasa lalu dan masa depan yang sama sama gelap, membuat segala emosi dan memori gelap berburu untuk keluar dari dalam box yang telah lama dikunci erat