Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis
Don't forget to VoMent🎻
Happy Reading!!!Jin-a menutup pintu kamarnya dengan keras. Ia menyugar rambutnya dan duduk di sofa yang berada tepat di depan jendela yang terbuka. Angin malam lagi-lagi membawa kenangan yang sudah lama ia lupakan. Kenangan yang belakangan kembali dalam bentuk yang paling buruk dan sulit sekali untuk ia elakkan.
Sebatang rokok kembali menjadi teman malamnya entah sejak kapan. Kepalanya berisik oleh suara-suara bisik yang entah darimana datangnya, menggangguk malam-malam yang ia lewati hingga harus mencari cara hanya agar bisa tertidur dengan pulas. Yang jelas, dalam bisik itu nama sang adik terus diserukan. Membuat Jin-a terganggu dan muak karenanya.
Di tengah malam yang lagi-lagi terasa suram dan penuh dengan bergelung-gelung rasa tidak nyaman, setetes air mata tanpa sadar meluncur begitu saja hingga membasahi pipinya. Jin-a terkekeh kecil lalu kembali menghisap rokoknya dalam-dalam. Memori itu kembali lagi.
"Eomma---"Jin-a kecil berlari pada sosok sang ibu yang baru memasuki pintu rumah dan sedang mengganti alas kakinya. Sang ibu tersenyum sambil merentangkan tangan untuk menyambut sang anak masuk ke dalam pelukan hangatnya.
"Eomma tau? Hari ini aku mendapat nilai terbaik dalam evaluasi. Ayo eomma, aku tunjukkan lembar penilaiannya." Jin-a mendongak menatap sang ibu saat genggaman tangannya dilepas perlahan.
"Jinja? Jalhaeso uri ddal." katanya sambil menepuk bokong Jin-a sehingga menimbulkan senyum lebar pada wajah sang anak. Namun, senyum itu tak bertahan lama dan luntur saat kalimat selanjutnya diucapkan.
"Eomma akan lihat hasilnya nanti. Sekarang dimana putri cantik ibu? Jin Hye-a, uri ddal, eomma pulang!" Min-ha, ibu dari Jin-a dan Jin-hye melenggang masuk masuk dan meninggalkan Jin-a sendirian di ambang pintu. Wajahnya bahkan sama sekali tidak menengok hanya untuk memastikan anak tertuanya mengikuti langkahnya di belakang.
"Dasar bajingan!!" Jin-a melempar kasar sebuah buku yang ia raih asal dari nakas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Puppeteer
FanfictionMasa lalu dan masa depan yang sama sama gelap, membuat segala emosi dan memori gelap berburu untuk keluar dari dalam box yang telah lama dikunci erat