Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis
Don't forget to VoMent🎻 Happy Reading!!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa ini masih sering terasa sakit?" Jungkook membelai telapak tangan kiri Lisa yang meninggalkan bekas jahitan samar. Jari tengah Lisa jadi tidak bisa sepenuhnya lurus jika ia membuka tangannya walaupun dokter mengatakan bahwa kondisinya sudah pulih.
"Aniya, sudah tidak pernah terasa sakit lagi."
"Geojitmal." Jungkook mengeratkan rengkuhannya pada perut sang istri sambil mengendus keras pada bahunya. Saat ini, mereka sedang bersantai di atas tempat tidur dengan Jungkook yang memeluk Lisa dari belakang. Membiarkan Lisa beristirahat dengan nyaman, bersandar pada dada Jungkook yang sesekali menyangga perut besar Lisa untuk meringankan bebannya.
"Ah, nyaman sekali rasanya oppa." Mereka berdua asik menatap langit Itali yang sejak pagi hingga siang ini hujan.
"Benarkah? Kalau begitu aku akan sering-sering menyangga perutmu seperti ini."
"Hmmm, aku akan menikmatinya dengan senang hati kalau begitu." keduanya terlarut di antara suara desiran hujan yang terus menghantam balkon hotel yang mereka tempati.
"Soal tanganmu, jangan menyembunyikannya dariku jika kau masih sering merasa sakit atau tidak nyaman."
"Aniya oppa. Betul sudah tak sakit lagi."
"Kemarin akumelihatmu memijat-mijat tanganmu di sepanjang perjalanan pulang dari La Scala." Lisa membawa kedua tangan Jungkook yang berada di atas perutnya untuk digenggam. Kepalanya meneleng ke kiri sehingga suaminya bisa meletakkan kepalanya di ceruk lehernya.
"Aku hanya kelelahan. Lagipula itu bukan hal besar."
"Selalu menjadi hal besar jika itu menyangkut dirimu, dear. Jangan menganggapnya remeh, aku tidak suka kau meremehkan kenyamananmu sendiri." Lisa memejamkan matanya saat merasakan sapuan bibir suaminya yang mendarat tepat pada lehernya. Meski sudah sering dilakukan, rasanya masih geli dan membuat perutnya tergelitik berbunga-bunga.
"Oppa."
"Hmm?" Niat Lisa agar Jungkook dapat teralih dan menghentikan kegiatannya. Namun, yang terjadi malah tangan suaminya yang kini sudah masuk ke dalam blouse berwarna biru dengan motif bunga yang ia pakai.
"Rose marah padamu karna kejadian kemarin." mata Lisa mengatup rapat saat elusan pada perutnya terasa sangat nyaman.
"Salahnya sendiri karena mencegah seorang istri untuk mengangkat telfon suaminya." Lisa terkekeh kecil saat mengingat kejadian kemarin. Satu jam setelah Rose melarangnya mengangkat panggilan Jungkook, pria itu datang dan memangkas waktu yang telah ia janjikan diawal. Ia bilang kalau Rose membawa pengaruh buruk pada Lisa dan akhirnya mengajak sang istri untuk pulang lebih awal.