42. KEPUTUSAN

11.1K 979 67
                                    

3 Hari berlalu..

Setelah kejadian taruhan yang dilakukan antara Zy dan Gavriel kemarin, Zy dinyatakan kembali kritis untuk kesekian kalinya. Namun kondisi gadis itu sudah kembali lebih baik. Hanya tinggal pemulihannya saja.

Namun lagi dan lagi, sepertinya memang bukan Ze jika hanya berdiam diri di dalam kamar tanpa melakukan apapun. Dengan setelan hoodie dan celana jeans hitam, gadis itu sudah siap untuk pergi keluar rumah.

Dengan langkah santai nya di pagi hari, Zy berjalan menuju pintu utama mansion. Namun langkahnya harus terhenti sebelum gadis itu mencapai tujuannya.

"SETOPPP........!"

Suara yang begitu menggelegar membuat Zy terkejut sampai menutup matanya karena telinganya terasa sampai berdengung. Setelahnya helaan nafas berat dihembuskannya.

Sial! Sudah moodnya kurang baik di pagi ini, ditambah dengan perdebatan yang pasti akan terjadi setelahnya dan Zy sangat muak dengan itu.

"Wah, wah, wah, ni bocil mau kemana lagi lo, hm?" Ucap seseorang yang tak lain adalah El yang sudah berdiri dihadapan gadis itu sembari berdecak pinggang.

Zy kembali menghela nafas saat melihat lelaki itu. Gadis itu hanya menatap malas lelaki dihadapannya itu.

"Keluar." Jawab Zy dengan singkat padat dan dingin, lalu hendak kembali melanjutkan langkahnya. Namun sayang, El mencengkal lengan gadis itu sampai membuat langkah gadis itu kembali berhenti.

"Eh, eh, eh.. Siapa yang nyuruh lo pergi, huh? Lo itu harus perbanyak istighfar deh kayanya Ze. Lo itu baru pulih dari masa kritis dan sekarang lo udah mau pergi lagi? Lo gila atau gimana sih? Bisa gak sih diem dirumah sampe lo bener-bener sembuh? Baru setelah lo bener-bener sembuh, lo boleh deh keluar semau lo." Jelas El panjang lebar yang membuat Zy menatap lelaki itu datar.

"Enggak." Jawab Zy dengan ekspresi datarnya. Karna jujur, ia sangat malas mendengar ocehan lelaki dihadapannya itu. "Udah kan bacotnya? Gue mau pergi." Lanjut Zy yang membuat El mendelik sempurna menatap gadis dihadapannya.

Bacot? Apa-apaan gadis itu yang mengatakan kalau dirinya sedang berbacot. Padahal ia hanya mengingatkan dan memberi saran demi keamanan gadis itu karna jujur ia sangat khawatir dengan keadaan Ze akhir-akhir ini.

"OPAAA.... ZE MAU KABUR DARI RUMAHHHH...!!" Teriak El dengan sangat keras. Zy yang mendengarnya pun tidak perduli dan terus meangkahkan kakinya keluar.

Semua orang yang berada di ruang makan pun seketika saling pandang dan langsung beranjak dari duduknya untuk memastikan apakah perkataan El yang baru saja mereka dengar itu benar atau tidak.

"Berhenti Ze!" Perintah sang pemilik rumah dengan tegas. Siapa lagi jika bukan Marchel.

Lagi-lagi Ze harus kembali berhenti. Apakah sesulit itu hanya untuk keluar rumah?

"Kau mau kemana?" Tanya Marchel lagi sembari berjalan menghampiri Zy.

Mau tak mau, gadis itu pun berbalik agar bisa menghadap Marchel. Ditatap nya dingin para kesatria Algazius yang kini menatapnya dengan penuh tanya.

"Pergi." Jawab Zy dengan dingin dan menatap datar Marchel.

"Kemana?"

"Not your business." Jawab Zy yang mulai jengah dengan pertanyaan-pertanyaan yang menurutnya tidak penting.

"Mais tu vis toujours ici au cas où tu l'aurais oublié." Ucap Marchel dengan tatapan dinginnya yang membalas perkataan Zy menggunakan bahasa Perancis, yang berarti ia sudah dalam mode serius. (Tapi kau masih tinggal disini jika kau lupa.)

ZYANYA TRANSMIGRATION (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang