Let's Reading
.
.
.
Selama dalam perjalanan, pikiran Ze berkecamuk. Ia bingung, marah, khawatir dan lelah menjadi satu. Pikiran nya bercabang kemana-mana sampai fokusnya terpecah. Tapi tujuannya saat ini adalah hanya pada Carlos. Ia berdoa semoga lelaki itu masih bernafas saat ini.
Hanya butuh waktu kurang lebih setengah jam, gadis itu akhirnya sampai dikediaman Edgar. Terlihat cukup ramai disekitar kediaman pria itu, terutama para pria berseragam hitam.
Mereka semua menunduk kala kedatangan Ze. Gadis itu dengan wajah poker nya langsung masuk kedalam ruangan yang sebelumnya pernah ia datangi. Disana terlihat Edgar yang sedang berkutat dengan laptopnya sangat serius, sampai tak menyadari kehadiran Ze disana.
"Bagaimana?" Suara Ze membuat Edgar mendongak dan langsung menghela nafas dalam. Sementara gadis itu langsung duduk di salah satu kursi.
"Harusnya aku yang bertanya padamu. Bagaimana bisa kau sampai lengah seperti ini? Kau tahu, tidak akan semudah itu menyelamatkan nya dari jeratan Darma."
"Hm. Aku tahu. Entahlah, terlalu banyak hal yang aku pikirkan. Aku benar-benar sangat lelah." Ucap Ze diakhir menghela nafas lelah sembari menatap kosong kearah jendela.
Sebenarnya Edgar tak tega melihat kondisi anak itu yang semakin terlihat rapuh. Seorang anak perempuan yang harusnya dilindungi, malah memiliki kewajiban untuk melindungi. Meski dirinya tak memiliki anak, bersama Ze ia sudah seperti ayahnya.
"Tak perlu dipikirkan berlebihan Ze. Lagipula ini semua sudah terjadi. Yang terpenting saat ini adalah menyelamatkan kakak mu dari Darma." Ze langsung menoleh kearah Edgar. "Aku sudah membuat strategi untuk memasuki kediaman Black Demon."
"Kau sudah membantu ku untuk masalah ini dan aku sangat berterima kasih. Jadi, biarkan aku saja yang bertindak untuk kali ini."
"Jangan gila Zenaya! Kau pikir aku akan membiarkanmu bertindak sendiri?" Edgar tak akan membiarkan gadis itu bertindak semaunya lagi. Meski dia adalah pemimpin Black Angel, Edgar tak segan untuk menentang keputusan gadis itu jika memang berlebihan. Karna baginya Ze tak lebih dari anak gadis yang harus dilindungi oleh nya atau keluarga nya sekali pun.
"Begini saja. Kau yang menyelinap kedalam markas Black Demon. Sementara aku dan yang lain berjaga diluar markas. Jika kau menghadapi situasi genting, kau bisa langsung menghubungi aku lewat earpeace."
Ze terdiam mendengar saran lelaki dihadapannya. Tidak buruk, ia juga pasti akan menghadapi situasi genting nanti dan jikalau ia sudah berhasil menyelamatkan Carlos, ia pasti membutuhkan bantuan Edgar untuk membawa pergi Carlos terlebih dahulu.
"Baik, aku Terima saran mu. Kita berangkat sekarang. Bawa beberapa anggota unggul saja untuk berjaga-jaga." Edgar mengangguk setuju. Lalu mereka berdua pun langsung bergegas melaksanakan nya. Karna Ze tak mau melihat Carlos yang kondisinya semakin buruk nantinya.
🖤🖤🖤
Kini di Mansion Algazius tepatnya diruang tamu hanya ada keheningan bercampur ketegangan. Semua para inti berkumpul di satu ruangan tersebut. Sementara yang lainnya bersantai di gazebo yang terdapat di halaman dekat Mansion."Sudah kubilang. Semua ini pasti tidak akan berjalan sesuai ekspetasi. Kini Carlos ditahan dan aku tidak bisa menjamin nyawanya akan selamat dari tangan Darma." Arsen memijat lelah pelipisnya. Semuanya menjadi kacau dan kini putrinya yang harus menanggung kesalahan yang diperbuat oleh para abangnya.
"Maaf Dad, ini semua salahku. Harusnya aku tidak bertindak gegabah seperti ini." Agler tak tau akan menjadi kacau seperti ini. Ia merasa sangat bersalah pada adik perempuan nya itu. Melihat gadia itu menatap nya dengan kecewa, membuat hatinya begitu sakit dan sesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZYANYA TRANSMIGRATION (TERBIT)
Historia CortaPart tidak lengkap Lengkapnya ada di versi cetak dan kalian bisa langsung cek Firaz Media untuk bisa peluk bentuk fisik nya. Zena Trixie Wihelmina yang biasa dipanggil dengan sebutan Ze. Gadis savage nan swag, cerdas, jago bela diri, frontal, dan b...