Mila mencepol asal rambut panjangnya. Ia mengambil jaket dan dompetnya untuk membeli sarapan ditaman kompleks perumahan. Lalu, ia keluar dari dalam kamar dan berjalan menuruni tangga.
"Hari minggu gini, enaknya makan lontong yang ada ditaman." Ucap Mila.
Mencari keberadaan orangtuanya, Mila langsung menepuk keningnya. Ia lupa jika kedua orangtuanya sedang pergi kerumah saudara mereka yang ada diluar kota.
"Pantes! Gue gak denger suara Mama sama Papa." Gumam Mila.
Setelah mengatakan itu, Mila mengembuskan nafasnya. Ia berjalan keluar dari rumah dan mengunci pintu sebelum melanjutkan langkahnya pergi ketaman yang tak jauh dari rumahnya.
Sesampainya ditaman, Mila langsung menghampiri pedagang yang menjual lontong. Dengan semangat, ia memesan satu porsi lontong dan memintanya untuk dibungkus.
"Ini, Neng." Ucap Pedagang itu.
"Berapa, Bang?" Tanya Mila.
"Biasa, Neng. Sepuluh ribu."
Mila langsung mengeluarkan uang sepuluh ribu dari dalam dompetnya. Ia mengambil lontong pesanannya dan berjalan kembali kerumahnya. Namun, saat sudah hampir sampai dirumahnya, Mila menyebrang tidak melihat kiri dan kanan. Alhasil, ia terkejut ketika sebuah motor melaju dengan kencang kearahnya dan langsung menutup kedua matanya.
Brak!
Mila membuka matanya begitu mendengar suara motor jatuh. Ia menutup mulutnya dan mendekati pengendaranya yang masuk kedalam parit.
"Lo-"
Mila melebarkan matanya begitu melihat siapa orang yang berdiri dari dalam parit itu. Ia bergegas melarikan diri dan masuk kedalam rumahnya begitu pintu pagar terbuka.
Sementara dari parit tadi, Elvano langsung terdiam begitu melihat Mila yang membuatnya jatuh dan masuk kedalam parit. Ia menutup rapat mulutnya sambil terus memperhatikan gadis itu masuk kedalam pekarangan rumahnya.
"Hahahaha!!!""
Vincent dan Jemi tertawa terbahak-bahak mendekati Elvano. Mereka berdua turun dari atas motornya dan mengangkat motor laki-laki itu.
"Niat mau liat doi, eh malah doinya yang buat nyungsep ke dalam got!" Seru Vincent.
"Mana nyungsepnya keren lagi! Terbang melayang!" Sambung Jemi.
"Ck!"
Elvano berdecak mendengar perkataan kedua teman laknatnya. Ia bergegas keluar dari dalam parit dan duduk diatas motornya.
"Dia cantik banget." Ucap Elvano.
Mendengar perkataan itu, Jemi dan Vincent menganga lebar. Mereka berdua saling berpandangan dan bergidik ngeri melihat teman bucin nan pengecutnya itu.
"Ini nih! Ini! Bucin yang sesungguhnya!" Ucap Jemi tak percaya.
"Siku udah luka gitu, masih bisa-bisa muji kecantikan orang!" Sambung Vincent.
Elvano senyum-senyum sendiri sambil memandangi rumah Mila. Ia tidak memperdulikan perkataan kedua temannya itu yang kini sudah menggeleng-gelengkan kepalanya.
Bukan tanpa alasan Elvano mengajak Vincent dan Jemi pergi ke kompleks perumahan ini. Ia ingin melihat Mila dan berharap bisa bertemu dengannya. Dan benar! Ia bisa bertemu dengan gadis itu meskipun dirinya harus jatuh dan masuk kedalam parit karena menghindari seorang gadis yang ternyata adalah Mila.
"El!" Panggil Vincent.
"El!" Panggil Jemi.
"Iya, Mil." Jawab Elvano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Teen FictionElvano Marcello, laki-laki yang memiliki wajah yang sangat rupawan. Salah satu murid langganan Guru BK dan Ketua OSIS sekolah Gemintang. Dengan wajah rupawannya, banyak para siswi sekolahnya yang menyukai dan mengaguminya meskipun ia termasuk laki-l...