Plaster Luka

222 53 8
                                    

Jemi dan Vincent menatap Elvano dengan tak percaya. Mereka berdua bergidik sendiri ketika melihat betapa besarnya rasa suka temannya itu kepada Mila. Apalagi, ia rela mengorbankan dirinya sendiri untuk melindungi gadis itu yang hampir tertimpa rak buku perpustakaan.

"Cinta boleh, goblok jangan." Ucap Jemi.

"Lo koit, doi happy ending sama Xander." Sambung Vincent.

"Kalo gue diam, gak guna gue sebagai laki-laki." Jawab Elvano.

Mendengar itu, kedua teman Elvano langsung tertawa. Mereka menatap laki-laki itu dengan pandangan mencemooh.

"Gak guna sebagai laki-laki, tapi beraninya surat-suratan." Ejek Vincent.

"Chat-chat-an." Sambung Jemi.

"Berisik lo berdua!" Kesal Elvano.

"Tapi, El. Sampe kapan lo mau diam-diam kayak gini? Cepat atau lambat, pasti Mila bakalan tau juga kalo itu lo." Ucap Jemi.

"Tunggu waktu yang tepat."

"Sampe kapan?"

"Sampe dia gak takut lagi sama gue."

Vincent langsung tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Elvano. Ia meminum minuman kalengnya dan menunjuk temannya itu.

"Lucu banget si Mila. Bisa-bisanya dia takut sama lo." Ucap Vincent.

"Akibat rumor." Jawab Elvano.

"Bisa-bisanya pentolan sekolah dapat rumor gitu, gak banget."

"Gue harus gimana?"

"Hah?!"

Vincent terpekik mendengar pertanyaan Elvano. Ia melirik Jemi yang kini juga sedang meliriknya.

"Jadi diri lo sendiri aja." Jawab Jemi.

"Dia takut sama gue kalo masih gini terus." Ucap Elvano.

"Justru itu, lo harus bisa ubah cara pandang Mila dengan gaya dan cara seperti ini."

"Xander!"

Jemi mengernyitkan keningnya mendengar desisan Elvano yang menyebutkan nama Xander. Ia langsung berdiri ketika temannya itu berjalan mengikuti laki-laki itu kedalam kelasnya.

"Mau kemana lo?" Tanya Jemi.

"Buat perhitungan!" Desis Elvano.

"El! Jangan nyari masalah! Lo bilang mau buat Mila gak takut lagi!" Cegah Vincent.

Elvano tak memperdulikan perkataan kedua temannya. Ia terus berjalan dan menendang pintu kelas Xander dengan kuat. Lalu, ia langsung melayangkan pukulannya dipipi laki-laki itu hingga membuatnya jatuh tersungkur kelantai.

"Lo-"

"Diam lo!" Berang Elvano.

"El!" Teriak Jemi.

"Bantu pisahin, woy!!!" Kesal Vincent melihat teman sekelas Xander.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Elvano memukul Xander tanpa ampun. Ia melayangkan pukulannya dengan membabi buta dan tak membiarkan laki-laki yang ada dibawahnya ini memberikan perlawanan dan melindungi diri.

Tentu saja, semua murid perempuan yang ada didalam kelas terpekik histeris melihat kebrutalan Elvano. Bahkan, beberapa murid laki-laki yang berusaha melerai mereka berdua pun ikut terkena pukulannya.

"XANDER!!!"

Erika berteriak histeris melihat Xander yang sudah lemas dan babak belur. Ia mendorong tubuh Elvano dan menatap tajam laki-laki itu.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang