Di Serang!

210 47 5
                                    

Elvano menghembuskan nafasnya kesal karena harus berdiri ditengah-tengah para murid. Ia mencebikkan bibirnya malas dan menatap kedua temannya yang sedang melakukan pemanasan ditengah lapangan.

"Stres!" Desis Elvano.

Bagaimana tidak kesal, niat hatinya ingin bolos mengikuti senam rutin mingguan harus gagal karena ketahuan oleh Pak Edi.

"El, pemanasan dulu. Nanti kaki lo kram." Ucap Jemi.

"Ck!" Decak Elvano.

"Cak, cik, cuk aja mulut lo!" Sambung Vincent.

Berdiri bagaikan patung, Elvano menampilkan wajah datar dan dinginnya saat para siswi berteriak dengan sengaja menyenggol dirinya. Ia sangat tidak suka di situasi seperti ini dan membuatnya itu membuatnya risih.

"Menyebalkan!" Geram Elvano.

"Nikmati aja, El." Goda Jemi.

"Iya, kapan lagi bisa disenggol cantik sama banyak cewek-cewek." Sambung Vincent.

Apa katanya? Nikmati? Nikmati?! Hey! Kalian kira Elvano ini laki-laki seperti apa yang harus menikmati itu semua? DASAR TEMAN LAKNAT KALIAN BERDUA!

Tapi.. kalo itu Mila, pengecualian garis keras! Eh? Tunggu.. berbicara Mila, dimana dia? Kenapa sedari tadi gadis itu tidak terlihat?

"Lo dimana?" Gumam Elvano.

Elvano celingak-celinguk sendiri mencari keberadaan Mila. Ia seperti orang yang tersesat dan tidak tahu mencari jalan keluar.

"Awas patah tuh leher!" Sindir Vincent.

"Patah demi dikau!" Sambung Jemi.

Vincent dan Jemi menggelengkan kepalanya melihat tingkah Elvano. Mereka berdua tahu betul siapa yang sedang dicari temannya itu.

Tak lama, musik senam pun diputar. Semua murid mulai fokus dan mengikuti gerakan dan arahan dari guru olahraga yang memimpin jalannya senam rutin mingguan.

"Males bang-"

Perkataan Elvano terhenti ketika melihat Mila yang berjalan terburu-buru masuk dan menerobos barisan yang ada didekatnya. Ia tersenyum sumringah dan dengan perlahan maju untuk berdiri disamping gadis itu.

"Modus lo halus bener, Kadal!" Sindir Jemi.

"Pantesan langit jadi cerah, ternyata disinari oleh senyumanmu!" Sambung Vincent.

Elvano tidak memperdulikan perkataan kedua temannya. Ia merentangkan kedua tangannya dan sengaja menyenggol tangan Mila yang juga sedang merentangkan kedua tangannya.

Tentu saja, merasa tangannya menyentuh tangan orang lain, Mila menoleh kesamping. Begitu melihat orang yang ada disebelahnya, ia langsung terkesiap dan berdiri mematung menghadap depan.

"WKWKWKKWK, DIKACANGIN!" Teriak Vincent.

"Kamu jahat, Dek!" Sambung Jemi.

"WKWKWKWK!!!"

Vincent dan Jemi tertawa ngakak melihat cara Elvano mendekati Mila. Mereka berdua benar-benar tidak habis pikir dengan cara temannya itu yang terlihat sia-sia karena gadis incarannya malah ketakutan melihat dirinya.

Berbagai macam cara Elvano lakukan untuk menarik perhatian Mila. Ia sampai kesal sendiri karena gadis itu tidak mau melihatnya dan merespon apa yang dilakukannya. Terlebih, begitu senam selesai, Mila malah berlari ketakutan memasuki kelasnya tanpa perduli dengan tatapan bingung dari siswa dan siswi yang melihatnya.

"Ck! Gimana sih caranya deketin lo, Mil?!" Keluh Elvano.

"Bar-bar sih lo jadi cowok." Ucap Jemi.

"Tau! Lemah cara lo deketinnya!" Sambung Vincent.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang