Salah Gue Apa?

203 25 2
                                        

"Cerah banget itu wajah." Ucap Ita.

Elvano yang sedari tadi tersenyum-senyum sendiri semakin tersenyum lebar. Ia berulang kali merapikan rambutnya saat masih di dalam mobil dan kini sudah berdiri di luar kendaraan roda empat itu.

"Harus dong, Ma!" Ucap Elvano antusias.

"Buat apa?" Tanya Ita.

"Ah, Mama kayak gak pernah muda aja."

"Masa?"

"Harus ganteng dong, Ma! Kan biar keliatan meyakinkan gitu."

"Kita cuma mampir sebentar, Nak. Bukan mau ngelamar anak orang."

"Mana tau kejadian kan, Ma. Berawal dari mampir, eh malah jadi melipir trus ngelamar."

"Gayamu! Emang si Mila mau sama anak nakal kayak kamu gini?"

Elvano tertawa mendengar perkataan itu. Ia merapikan bajunya dan kembali menyisir rambutnya dengan jari-jari tangannya.

"Botak lama-lama itu kepala! Dari tadi di sisirin terus sampe rontok itu rambut!" Kesal Ita.

"Udah rapi belum, Ma?" Tanya Elvano.

"Udah ganteng, Nak! Anak Mama udah ganteng dari dalam perut!"

"Ah! Mama bisa aja!"

Ita mencubit perut anak laki-lakinya itu. Ia benar-benar tidak menyangka jika Elvano bisa menjadi seperti ini ketika menyukai seorang gadis. Anak temannya pula!

"Kasian Mila kalo dapat modelan kayak kamu gini." Ucap Ita.

"Loh? Mila bakalan bahagia luar dalam kalo sama El, Ma!" Jawab Elvano.

"Luar dalam apa?! Salfok nih, Mama!"

"Dih! Sok gaul si Mama pake acara salfok!"

"Loh? Salah emangnya? Kan Mama gak mau ketinggalan zaman, El! Ya harus up to date dong!"

"Astaga Emak gue!"

Elvano tertawa ngakak mendengar perkataan terakhir Ita. Ia sampai memeluk ibunya itu yang juga ikut tertawa karena merasa geli dengan perkataannya sendiri.

"Kamu sih! Mancing-mancing jiwa gaul Mama!" Ucap Ita.

"Ampun Suhu!" Jawab Elvano.

"Udah yuk, kita masuk. Capek Mama ngobrol sama kamu."

"Ya ampun, Ma. Gitu amat sama anak gantengnya ini."

"Ngaku-ngaku kamu."

"Loh? Kan tadi Mama yang bilang kalo El ganteng."

"Khilaf Mama tadi."

"Tega banget deh."

"Kalo Mama tega, gak bakalan kamu Mama bawa kesini!"

"Dih! Ngambek!"

"Mama gak denger!"

"Ngambek.. nanti cantiknya hilang loh.."

Ita memukul lengan Elvano. Ia yang awalnya ingin merajuk kepada anaknya itu malah tidak bisa menahan tawanya saat mendengar ledekan putra semata wayangnya itu.

"Kamu ini! Bisa aja buat Mama gak bisa marah!" Ucap Ita.

"Anak siapa dulu dong!" Jawab Elvano.

"Udah yuk, kita masuk. Keburu kemalaman nanti."

Setelah mengatakan itu, Ita berjalan duluan memasuki perkarangan rumah Zora. Ia menyuruh Elvano menutup pintu pagar dan berdiri di sampingnya saat sudah di depan pintu rumah temannya itu.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang