Romantis

233 34 4
                                    

"El, bantuin Mama sebentar Nak." Panggil Ita.

Elvano yang baru datang langsung berjalan menghampiri Ita. Ia mengambil buket bunga pesanan yang baru selesai di rangkai dan membawanya ke depan.

"Letak dimana, Ma?" Tanya Elvano.

"Letak aja di-kamu ngapain bawa bunganya di luar?! Letak aja di ruang tunggu!" Pekik Ita.

"Ooo, kirain."

Elvano terkekeh sambil mengatakan itu. Ia membawa masuk kembali bunga itu dan meletakkannya di rak bunga yang sudah di rangkai.

"Udah selesai, Ma?" Tanya Elvano kembali.

"Udah. Ini mau beres-beres dulu." Jawab Ita.

"Mama udah makan?"

"Udah tadi, kamu udah makan?"

"Belum, Ma."

Ita menggelengkan kepalanya mendengar jawaban Elvano. Ia menarik tangan anak laki-lakinya itu untuk duduk di kursi meja kasir dan mengeluarkan kotak makanan dari dalam lemari.

"Kebiasaan kamu! Makan dulu!" Ucap Ita.

"Mama emang yang paling terbaik!" Sahut Elvano.

"Kenapa kesini, Nak? Mama bisa naik taksi pulang ke rumah nanti."

"Gak boleh anaknya sendiri mau jemput Mamanya?"

"Kamu ini! Pintar banget ngejawab, Mama!"

"Anak siapa dulu?"

"Pelan-pelan kalo makan, El! Nanti kamu-"

Uhuk! Uhuk!

Elvano tersedak makanannya sendiri. Ia mengambil botol air yang di sodorkan Ita dan meminumnya hingga tandas.

"Baru mau di bilang, udah kesedak duluan." Ucap Ita.

"Ah, Mama nih! Kan El jadi beneran kesedak!" Rengek Elvano.

"Makanya jangan buru-buru makannya."

"Abis masakan Mama enak banget."

"Kamu ini, di rumah juga udah Mama tinggalin."

"Makan di rumah gak seenak makan kalo ada Mama."

Ita menatap kasihan Elvano setelah mendengar itu. Ia mengusap puncak kepala anaknya dengan sayang dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Maafin Mama ya, El." Ucap Ita.

"Mama ngomong apa sih? El gak bermaksud buat Mama sedih." Jawab Elvano.

"Mama-"

"Mama ada di hidup El aja udah cukup, Ma. Mama jangan mikir yang lain. Dari dulu juga kita berdua selalu bersama."

"Maafin Mama karna gak bisa kasih kamu keluarga yang utuh, Nak."

"Ma, El-"

Kring!

Pintu toko bunga Ita terbuka. Seorang wanita paruh baya seumuran dengan dirinya masuk dan tersenyum melihat mereka berdua.

"Lagi makan ya? Duh, maaf ya ganggu." Ucap Wanita itu.

"Ngomong apa sih, Mbak? Mbak Zora gak ganggu kok." Jawab Ita.

"Ini anak Mbak Ita?"

"Iya, ini anak saya."

Elvano langsung berdiri. Ia menyalami tangan wanita bernama Zora itu dan memperkenalkan dirinya.

"Elvano, Tante." Ucap Elvano.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang