Erika memberengut kesal di dalam mobil. Ia menggembungkan kedua pipinya tak mau melihat Papa dan Neneknya yang ngotot ingin mengantarnya ke sekolah.
"Papa sama Nenek ngapain sih?! Erika bisa pergi sendiri ke sekolah!" Kesal Erika.
"Papa-"
"Andi."
Laki-laki paruh baya yang bernama Andi itu langsung diam dan tidak menjawab perkataan Erika. Ia hanya menghembuskan napasnya dan kembali fokus menyetir.
"Nenek Santi juga! Ngapain sih ikut-ikutan?!" Ucap Erika kembali.
"Nenek kamu cuma satu! Jangan sebut nama saya!" Sahut Santi.
"Anter di depan gerbang sekolah aja!"
Santi menggelengkan kepalanya melihat Erika. Ia terlalu memanjakan cucu perempuannya ini dan berakhir sifatnya menjadi manja dan suka memberontak.
Namun..
"Loh?! Kok masuk sih?!" Teriak Erika.
Andi menghentikan mobilnya tepat di depan parkiran motor. Ia tersenyum melihat wajah masam putrinya dan langsung keluar bersama Santi tanpa memperdulikan Erika.
"Ih! Kok malah di tinggal sih?!" Rengek Erika.
"Dewasa sedikit, Erika." Ucap Santi.
"Pa! Nenek nih ngeselin banget!" Keluh Erika.
"Kamu lebih ngeselin, Sayang." Ucap Andi.
"Ih! Kalian jahat!"
Setelah mengatakan itu, Erika melipat kedua tangannya di depan dada. Ia memanyunkan bibirnya sambil memalingkan wajahnya ke samping.
"Malu di liatin teman-teman kamu!" Tegur Santi.
"Biarin aja!" Jawab Erika.
"Nanti Papa jemput ya." Celetuk Andi.
"Gak usah! Erika bisa pulang sama-"
Brum! Brum!
Erika tidak jadi melanjutkan perkataannya saat mendengar suara motor Elvano memasuki parkiran motor. Ia dan kedua orang tua yang saat ini bersamanya langsung melihat Elvano baru saja menghentikan motornya dan membuka helm ketika sudah mematikan motor itu.
Sementara Andi, tubuhnya terasa kaku dan tidak bisa bergerak sedikitpun. Matanya terus memandang punggung anak laki-lakinya yang selama ini tidak tinggal bersama dirinya dengan perasaan campur aduk.
Begitu pula dengan Santi, ia memandang penuh penyesalan Elvano yang tidak pernah dirinya ketahui jika anak laki-laki itu ternyata sudah ada di dalam rahim mantan menantunya. Jika saja ia tidak egois, pasti cucu laki-lakinya itu akan tinggal bersamanya dan Ita masih menjadi menantunya.
"El!" Panggil Erika.
Mendengar panggilan itu, Elvano langsung menoleh ke belakang. Ia yang baru saja menyugar rambutnya memandang datar Andi dan Santi bagaikan orang tidak di kenal. Lalu, ia bergegas turun dari atas motor dan berjalan meninggalkan parkiran dengan wajah dingin.
"Ih! Kok gue malah di tinggal sih?!" Kesal Erika.
Setelah mengatakan itu, Erika berlari mengejar Elvano. Ia dengan cepat menggandeng lengan laki-laki itu sambil menyandarkan kepalanya. Kemudian, ia tersenyum karena saudara laki-lakinya itu mengelus puncak kepalanya tanpa perduli dengan pandangan para murid yang mengira mereka selama ini mempunyai hubungan tanpa tahu jika keduanya adalah kakak beradik sebelum hubungan Erika dan Xander tersebar.
Tentu saja, melihat interaksi kedua anaknya membuat perasaan Andi semakin campur aduk. Sejak kapan hubungan kedua anaknya itu menjadi dekat dan akur seperti itu? Padahal, dulu keduanya saling membenci sejak pertemuan pertama mereka setelah ia mengetahui tempat tinggal Ita dari hasil pencariannya waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Fiksi RemajaElvano Marcello, laki-laki yang memiliki wajah yang sangat rupawan. Salah satu murid langganan Guru BK dan Ketua OSIS sekolah Gemintang. Dengan wajah rupawannya, banyak para siswi sekolahnya yang menyukai dan mengaguminya meskipun ia termasuk laki-l...