Kekalahan

198 43 9
                                    

"Ck! Udah deh, Mil! Lo ngapain sih, pake acara nangis kejer kayak gini?!" Kesal Eleina.

Eleina menatap kesal Mila yang sedari tadi menangis di dalam kamarnya. Ia memang sengaja datang ke rumah gadis ini untuk mengetahui keadaannya setelah tahu siapa itu pengagum rahasia Mila yang membuatnya tidak bisa berhenti menangis sedari tadi.

"Gue masih gak percaya, Ei. Kalo Mr. S itu Elvano." Ucap Mila dengan suara seraknya.

"Lo gak percaya dimana nya lagi?! Lo sendiri yang bilang dan dengar tadi kan?!" Jengah Eleina.

"Ya tapi, masa iya Elvano?! Mustahil tau gak?!"

"Mustahil darimana nya?! Coba gue tanya! Mustahil darimana?!"

"Lo tau sendiri, Ei! Dia itu most wanted sekolah kita! Gak mungkin dia suka sama gue yang kentang gini!"

"Mil! Lo tuh cantik! Gak mungkin Elvano, gak suka sama lo!"

Mendengar itu, Mila berdecak. Ia menarik kembali selimutnya dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut itu.

"Gue malu, Eleina. Gue malu karna sering ngomongin Elvano sama dirinya sendiri." Ucap Mila.

"Kenapa harus malu? Lo kan gak tau kalo Mr. S itu dia." Jawab Eleina.

"Masa iya sih, Elvano? Lebih masuk akal Vincent."

"Mil, coba lo pikir deh. Masa lo curiga sama gerak geriknya Elvano selama ini."

"Maksudnya?"

"Coba lo pikir. Lo sering kan chat sama dia? lo sering ketemu dia tanpa di sengaja? Lo sering ngerasa dia ngeliatin lo?"

"I.. ya.. kayak nya.."

"Bukan kayaknya! Tapi emang iya!"

"Tau darimana lo?!"

Eleina menghembuskan nafasnya lelah. Ia mendekati kasur Mila dan menarik selimut gadis itu dan membuangnya ke ujung kasur.

"Gue udah lama curiga sama dia, Mil." Ucap Eleina.

"Curiga? Maksud lo?" Tanya Mila.

"Gue sering liat dia liatin lo di sekolah. Bukan satu atau dua kali, hampir tiap hari Mil."

"Bisa aja dia liat orang lain."

"Asal kita ke kantin, lo sering kan chat sama si Mr-mr lo itu?"

"Iya, tapi-"

"Lo pikir, gue gak perhatiin kalian berdua? Tiap lo balas chat itu, pasti Elvano langsung liat hp nya dan dia langsung ngetik yang gue gak tau dia ngetik apa. Trus, selesai dia ngetik, hp lo langsung masuk chat baru!"

"Bisa aja dia ngirim ke orang lain."

"Gue udah pastiin! Cuma lo berdua yang senyum-senyum sendiri sambil ngeliatin hp! Sedangkan Vincent? Dia malah sibuk makan dan ngoceh gak jelas sama Jemi!"

Mendengar itu, Mila terdiam. Ia menatap lamat wajah Eleina yang entah kenapa bisa menjadi seserius ini dalam menjelaskan sesuatu.

"Lo pikir, Mil! Coba lo pikir semuanya dari awal sampe terkahir dia nyelamatin lo tanpa perduli sama nyawa dia sendiri!" Ucap Eleina kembali.

Mila terhenyak di tempatnya mendengar perkataan terkahir Eleina. Ia kembali teringat saat dirinya tanpa sengaja sering bertemu dengan Elvano di perpustakaan dan dirinya sering mendapatkan pertolongan dari laki-laki itu. Bahkan, ia juga masih mengingat dengan jelas tatapan penuh kekhawatiran Elvano saat melindungi dirinya dari serangan anak sekolah sebelah waktu itu.

"Sekarang terserah lo. Lo mau terima ini semua atau enggak." Ucap Eleina.

"Gue.." Ragu Mila.

"Setidaknya jangan sakiti Elvano dengan penolakan lo kayak tadi. Tolak dia secara baik-baik."

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang