Mila turun dari dalam bus setelah kendaraan itu berhenti di bumi perkemahan. Ia mengeratkan tangannya memegang tali ransel yang terpasang di punggungnya setelah melihat Elvano turun dari pintu belakang bus.
"Mil! Ayo!" Panggil Eleina.
Menghembuskan napasnya, Mila mulai berjalan mengikuti langkah Eleina dari belakang. Ia terus memperhatikan Elvano dan kedua temannya yang berjalan sambil bercanda tanpa perduli dengan dirinya yang berada tak jauh dari mereka.
"Mil, kita tidur berdua ya." Ucap Eleina.
"Iya.." Jawab Mila lesu.
"Pasang tenda dulu."
"Iya.."
"Nanti kita mandi di kamar mandi dekat pohon besar itu."
"Iya.."
Eleina berdecak mendengar perkataan Mila yang tidak bersemangat. Ia membiarkan temannya itu dan mulai mengeluarkan alat-alat untuk memasang tenda mereka.
"Gue bantu ya, Mil." Ucap Xander.
"Gak perlu!" Tolak Eleina.
"Biar cepat selesai."
"Bantu aja sana ulat keket kesayangan lo!"
Xander menatap malas Eleina. Ia mengambil tali yang ada di tas Mila dan mulai mengikatnya dengan kayu kecil agar tenda gadis itu bisa berdiri dengan kokoh. Lalu, ia mulai membangun tenda itu hingga berdiri tegak tanpa membutuhkan waktu yang lama.
"Udah sel-"
"Makasih." Potong Mila.
Setelah mengatakan itu, Mila berjalan masuk ke dalam tenda. Ia ingin membaringkan tubuhnya karena merasa sangat lelah setelah melakukan perjalanan selama dua jam di dalam bus.
Sementara tak jauh dari tempat tenda Mila, Elvano sedari tadi memperhatikan apa yang dilakukan oleh Xander tanpa ekspresi di wajahnya.
"El." Panggil Jemi.
"Deketin sana." Timpal Vincent.
Elvano hanya diam dan tak bergeming di tempatnya. Ia mulai kembali mengerjakan kegiatannya membangun tenda yang sempat tertunda, ketika melihat Xander mendekati Mila.
"Lo beneran udah berhenti?" Tanya Jemi.
"Coba sekali lagi, El. Mana tau untung." Sahut Vincent.
"Kerjakan." Ucap Elvano dingin.
Mendengar itu, Jemi dan Vincent langsung mengambil bagian untuk membangun tenda mereka. Keduanya saling mencuri pandang melihat Elvano yang lebih banyak diam semenjak Mila mengetahui siapa dirinya.
"Nanti malam kita cari bendera duluan. Males lama-lama kayak tahun sebelumnya." Ucap Vincent.
"Gimana, El?" Tanya Jemi.
"Terserah." Jawab Elvano.
Setelah mengatakan itu, Elvano pergi meninggalkan tenda mereka. Ia berjalan dengan pandangan dingin melewati tenda-tenda yang sedang di bangun tanpa perduli dengan tatapan kagum dari murid perempuan yang berteriak histeris melihatnya.
***
Waktu kegiatan mencari bendera pun di mulai. Elvano cs sudah sedari tadi pergi berpencar sesuai dengan rencana mereka setelah selesai memasang tenda tadi. Mereka bertiga tidak perduli dengan regu lain dan memilih jalan sendiri mencari bendera yang harus di temukan malam ini.
Sedangkan di tempatnya, Mila kehilangan jejak Eleina. Matanya sudah berkaca-kaca menahan takut melihat sekelilingnya yang sangat gelap dan terasa mencekam diiringi suara angin yang menemani langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Teen FictionElvano Marcello, laki-laki yang memiliki wajah yang sangat rupawan. Salah satu murid langganan Guru BK dan Ketua OSIS sekolah Gemintang. Dengan wajah rupawannya, banyak para siswi sekolahnya yang menyukai dan mengaguminya meskipun ia termasuk laki-l...