"Dasar anak nakal!"
Pak Edi menggeram kesal setelah mengatakan itu. Ia berdiri berkacak pinggang di tengah-tengah koridor karena kehilangan jejak Elvano.
"Gak bapaknya! gak anaknya! Sama aja! Bikin gue naik tensi!" Kesal Pak Edi.
Menghembuskan napasnya, mata Pak Edi memicing saat melihat sosok lain yang berkeliaran di jam pelajaran. Ia menganggukkan kepalanya saat sosok itu berlari menghindarinya dengan cepat.
"Berhenti kamu!" Teriak Pak Edi.
Pek Edi ikut berlari mengejar sosok yang menghindarinya. Ia memperhatikan dengan teliti wajah sosok itu yang ternyata adalah Mila.
"Mila! Berhenti kamu!" Teriak Pak Edi.
Mila yang di teriaki seperti itu kalang kabut. Ia berlari mengikuti jalan koridor sekolah dan berbelok kearah belakang sekolah saking paniknya.
"Duh! Jalan buntu!" Panik Mila.
Mila celingak-celinguk mencari tempat bersembunyi. Ia menggigit kuku jarinya karena tidak melihat celah untuk bersembunyi.
Grep!
"Aaa!!!"
Mila terpekik saat tangannya di tarik dari samping. Ia melototkan matanya saat melihat Elvano lah yang menariknya masuk ke dalam toilet rusak di belakang sekolah.
"Lo-hhmmpp!"
"Diam." Bisik Elvano.
"Kemana perginya!" Teriak Pak Edi.
Mila melototkan matanya mendengar teriakkan Pak Edi. Ia mengernyitkan keningnya karena takut ketahuan.
"Dasar anak-anak nakal! Awas kalo ketemu!" Gerutu Pak Edi.
Pak Edi berdiri di depan pintu toilet rusak dimana Mila dan Elvano bersembunyi. Ia akan menunggu anak-anak nakal itu untuk keluar dan akan memberikannya hukuman.
"Kalo ketahuan-"
"Sstt!" Potong Elvano.
"Lebih baik kalian keluar! Siapapun yang bolos di jam pelajaran kalian keluar dari tempat persembunyian!" Pinta Pak Edi.
Elvano hanya diam mengawasi pintu toilet. Ia berdiri berhadapan dengan Mila dan berusaha menghindari suara sekecil apapun untuk membuat Pak Edi curiga.
"Gue ta-"
"Jangan berisik!" Potong Elvano.
Elvano menutup mulut Mila dengan tangan kanannya. Ia merapatkan tubuhnya ke Mila karena ukuran toilet itu sangat kecil untuk diisi dua orang.
"Jangan bergerak dan jangan bersuara!" Ucap Elvano.
Mendengar itu, Mila menganggukkan kepalanya. Ia berdiri dengan kaku karena jaraknya dengan Elvano sangat dekat. Bahkan, ia bisa melihat dengan jelas wajah laki-laki itu yang sangat tenang di situasi seperti ini.
Namun, Elvano semakin maju. Ia mengeratkan tangannya yang masih menutup mulut Mila karena pintu toilet terbuka sedikit dan membuat jantung gadis itu berdetak tak karuan.
"Jangan panik." Ucap Elvano.
Pintu toilet terbuka. Pak Edi merasa ada suara dari dalam sana dan membuka pintu itu karena penasaran. Namun, saat ia ingin membuka lebar pintu itu, Andi datang dan langsung membawanya pergi dari sana.
Sementara dari dalam toilet, Mila dan Elvano menghembuskan napasnya lega. Keduanya bisa bernapas lega karena guru BK itu akhirnya pergi dan tidak jadi menangkap mereka di dalam toilet ini.
"Hhmmpp!" Ucap Mila.
"Kenapa?" Tanya Elvano.
Menunjuk tangan Elvano, Mila memegang dadanya yang terasa sesak setelah laki-laki itu melepaskan tangannya. Ia meraup oksigen sebanyak mungkin untuk membuat dadanya lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Teen FictionElvano Marcello, laki-laki yang memiliki wajah yang sangat rupawan. Salah satu murid langganan Guru BK dan Ketua OSIS sekolah Gemintang. Dengan wajah rupawannya, banyak para siswi sekolahnya yang menyukai dan mengaguminya meskipun ia termasuk laki-l...