Bohong

225 53 6
                                    

Xander berjalan menyusuri setiap koridor disekolah. Ia berjalan melihat setiap sudut tempat yang dilaluinya untuk mencari keberadaan Mila dan langkahnya terhenti ketika melihat pintu ruangan UKS terbuka.

"Mil-"

Perkataan Xander terhenti saat melihat wajah Mila yang sangat pucat. Ia kembali melanjutkan langkahnya untuk mendekati gadis itu.

"Mil." Panggil Xander.

Mendengar itu, Mila menatap Xander. Ia menutup pintu ruangan UKS dan berjalan melewati laki-laki itu yang kini mengejar langkahnya.

"Mil!" Teriak Xander.

Merasa tak dipedulikan, Xander menjadi geram. Ia mempercepat langkahnya dan menarik pergelangan tangan Mila yang terbalut perban.

"Sshh!" Ringis Mila.

Melihat Mila meringis, Xander mengerutkan keningnya. Ia melihat tangan gadis itu dan terdiam melihat perban yang membungkus pergelangan tangan Mila.

"Mil, lo-"

"Lepas!" Ucap Mila kesakitan.

"Tangan lo kenapa?" Tanya Xander.

Mendengar pertanyaan itu, Mila tersenyum miris. Ia melepaskan tangannya yang dipegang oleh Xander dan mengalihkan pandangannya.

"Gapapa." Jawab Mila.

"Gapapa gimana?! Ini tangan lo diperban!" Ucap Xander panik.

"Gue gapapa."

"Gapapa apanya?! Tangan lo kenapa?! Kasih tau gue!"

"Lo gak perlu tau."

"Gak perlu gimana?! Gue harus-"

"Lo bukan siapa-siapa gue. Jadi, lo gak perlu tau hal yang emang gak perlu lo tau."

Xander terdiam mendengar perkataan Mila yang memotong perkataannya. Ia menatap tak percaya gadis itu dan memegang kedua lengannya.

"Lo ngomong apa sih?!" Berang Xander.

Mila menundukkan kepalanya mendengar itu. Ia menolehkan kepalanya kesamping dan matanya tak sengaja melihat Elvano yang sedang memperhatikan mereka dari kejauhan.

"Lepas, Xan." Ucap Mila.

Tak memperdulikan perkataan Mila, Xander malah memeluk tubuh gadis itu. Ia mengusap puncak kepalanya sambil mengeratkan pelukannya.

"Maaf. Tadi gue langsung marah sama lo." Sesal Xander.

"Lepasin. Nanti Pak Edi liat." Ucap Mila.

"Gak! Gue gak mau lepasin sebelum lo maafin gue!"

Mila menjadi gelisah mendapatkan perlakuan seperti ini. Ia takut jika Guru BK  itu akan memergoki mereka dan membuatnya dalam masalah.

"Xan, gue sesak. Lepasin." Cicit Mila.

"Lo maafin gue kan?" Tanya Xander.

Menghela nafasnya, Mila akhirnya mengangguk. Ia dapat bernafas lega karena Xander melepaskan pelukannya.

"Gue udah tau kejadian yang sebenarnya. Maaf, karna gue gak nanya dulu tadi." Ucap Xander.

"Gak usah dibahas lagi." Jawab Mila

"Pulang bareng ya, nanti."

Mendapatkan ajakan itu, Mila menganggukkan kepalanya. Ia tersenyum karena Xander kembali menjadi laki-laki yang selama ini selalu bersamanya.

Sementara Elvano, ia sudah mengepalkan kedua tangannya. Matanya menatap tajam dan dingin Xander yang mengajak Mila berjalan sambil menggandeng tangannya.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang