Musibah Membawa Berkah!

226 54 6
                                    

Mila berdiri ketakutan didepan gerbang sekolah. Ia tidak berani masuk kedalam karena Vincent dan Jemi menatapnya dengan tatapan tajam didepan sana. Melihat ke kiri, ia berjalan mundur dengan perlahan untuk mencoba kabur.

Hap!

"Mau kemana lo?!" Ketus Vincent.

"Ka-kalian m-mau a-apa?" Tanya Mila tergagu karena ketakutan.

"Lo harus tanggung jawab!" Ucap Jemi tak kalah ketus.

"Tanggung jawab apa?"

Tubuh Mila bergetar hebat karena takut. Matanya sudah berkaca-kaca ketika kedua laki-laki itu menahan kedua tangannya.

"Lo harus ikut sama kita berdua!" Ucap Vincent ngegas.

"I-ikut?" Tanya Mila.

"Iya! Lo harus ikut sama kita!"

Vincent mengedipkan sebelah matanya melihat Jemi. Ia menunjuk mobilnya agar temannya itu mengambil mobilnya dan membawa Mila pergi kerumah sakit.

"G-gue ada salah a-apa?" Tanya Mila hati-hati.

"Salah lo banyak! Apalagi lo gak peka!" Sarkas Vincent.

Jemi melepaskan tangan kiri Mila. Ia mengambil kunci mobil Vincent dari tangan laki-laki itu. Lalu, ia berlari dan membuka pintu mobil untuk membawa gadis pujaan Elvano kerumah sakit.

Tin!

"Masuk lo!" Bentak Vincent.

Mila menggelengkan kepalanya tidak mau. Ia menggigit bibir bawahnya dan berharap ada yang mau menolong dirinya saat ini. Namun, harapannya hanya tinggal harapan. Karena, para murid yang berlalu lalang tidak mau ikut campur dan menolongnya sedikitpun.

"Masuk!" Teriak Jemi dari dalan mobil.

Vincent menarik paksa Mila masuk kedalam mobil. Ia duduk dikursi belakang bersama gadis itu dan menutup mulutnya dengan lakban. Tak lupa, ia juga mengikat tangan Mila agar tidak banyak bergerak selama diperjalanan.

"Gawat! Kalo sampe El tau si Mila di giniin!" Batin Jemi.

"Jalan!" Perintah Vincent.

Jemi menjalankan mobil Vincent dengan cepat. Ia sesekali melirik kebelakang dan melihat Mila yang sudah menangis. Sedangkan Vincent, ia menatap gadis itu dan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Vin." Panggil Jemi.

"Kenapa?" Tanya Vincent.

"Itu, gimana?"

"Biarin aja lah, demi dia."

Jemi menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tidak tahu harus menjawab apa jika Elvano tahu kalau mereka menculik Mila secara paksa seperti ini.

"Tamat riwayat gue kalo El, tau." Batin Jemi meringis.

"Hiks.."

Vincent melirik Mila yang terisak. Ia mengusap wajahnya karena bingung harus melakukan apa.

"Buka aja lakban nya, Vin." Ucap Jemi.

"Tapi-"

"Daripada nanti lo yang dimatiin."

Vincent bergidik mendengar perkataan Jemi. Ia langsung membuka lakban yang menutup mulut Mila dengan pelan karena takut dengan perkataan Jemi barusan.

"K-kalian mua bawa g-gue kema..na.." Ucap Mila terbata-bata.

"Ck! Lo harus tanggung jawab! Gara-gara lo, Elvano masuk rumah sakit!" Ketus Vincent.

"T-tapi-"

"Setidaknya, lo harus ngucapin terimakasih sama Elvano. Kalo gak ada dia, mungkin lo udah gak bisa liat matahari lagi." Potong Jemi.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang