Tolongin Gue!

300 50 4
                                        

Suasana sore hari begitu gelap dan berangin, Mila yang baru saja keluar dari dalam kelas langsung memeluk dirinya sendiri karena merasakan dingin ketika angin berhembus mengenai kulitnya.

"Tau gini, mending pulang dari tadi!" Keluh Mila.

Mila menghembuskan nafasnya karena menyesali dirinya yang tidak mau pulang bersama Eleina. Ia malah memilih menghabiskan waktu didalam kelas untuk menunggu Xander yang membantu Pak Edi membersihkan ruangan BK.

"Xander kemana ya? Kok gak ada diruangan BK?" Gumam Mila bertanya-tanya.

Melangkahkan kakinya, Mila berjalan mencari keberadaan Xander. Ia menyusuri koridor sekolah dan pergi ke kelas Erika. Entah mengapa, perasaannya sangat ingin pergi ke kelas itu untuk mencari laki-laki yang sedang ia tunggu-tunggu sedari tadi.

Namun, saat ia baru menginjakkan kakinya didepan pintu, tubuhnya langsung berdiri kaku saat melihat Xander dan Erika yang berdiri berhadapan dengan sangat dekat. Nafasnya tercekat saat melihat Erika yang tiba-tiba memeluk tubuh laki-laki itu yang hanya diam sambil menatapnya.

"Xan, gue takut." Cicit Erika.

"Lain kali hati-hati." Ucap Xander.

"Gue gak tau kalo-"

"Udah, mending lo pulang."

"Anterin gue ya, Xan. Gue takut banget."

Xander tidak tahu harus berbuat apa. Ia ingin menolak tetapi keadaan cuaca diluar sedang tidak bersahabat.

"Supir lo kemana?" Tanya Xander.

"Gue tadi gak minta jemput." Jawab Erika.

"Gue-"

"Tolong, Xan. Gue takut banget kalo tiba-tiba ada petir kayak tadi."

"Lo ngapain sendirian di dalam kelas? Harusnya lo pulang, Er."

"Gue males pulang. Gue gak ada temen dirumah."

Erika melepaskan pelukannya. Ia menatap wajah Xander dan memberikan jarak diantara mereka berdua.

"Tolong. Gue gak tau lagi harus minta tolong sama siapa selain lo." Mohon Erika.

"Tapi-"

Mila tidak tahan mendengar pembicaraan Xander dan Erika. Ia langsung membalikkan tubuhnya dan berlari menjauhi kelas itu dengan tak tentu arah.

Sementara Elvano, ia baru saja selesai menyelesaikan hukumannya karena ketahuan bolos di jam pelajaran terakhir. Saat ia baru duduk diatas motornya, matanya melihat Mila yang berlari sambil menangis. Tentu saja, melihat gadis yang disukai nya menangis seperti itu membuat hatinya berkecamuk dan merasa khawatir.

"Lo kenapa, Mil?" Gumam Elvano khawatir.

Memasang Helm nya, Elvano langsung menghidupkan motornya dan bergegas mengejar Mila. Ia mengikuti gadis itu dari belakang dan menghentikan motornya saat hujan turun. Memarkirkan motornya dipinggir jalan, ia terus memperhatikan Mila yang kini sudah duduk termenung di halte sekolah.

"Sendirian aja cantik?"

Mendengar perkataan itu, Mila tersentak. Ia langsung berdiri dan berjalan mundur karena ketakutan melihat seorang Preman dengan banyak tato di sekujur tubuhnya dan tindik yang membuatnya takut.

"P-pergi!" Ucap Mila ketakutan.

"Loh? Kok malah diusir? Sini dekat sama gue." Ucap Preman itu.

"Pergi!"

Grep!

Pergelangan tangan Mila ditarik paksa Preman itu. Ia menarik tangan gadis itu dan membawanya pergi ke gang sepi yang ada didekat halte.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang