Sakit Dan Kecewa

87 10 3
                                    

"Pppssttt!"

Jemi menoleh melihat Vincent begitu laki-laki itu memanggilnya. Ia menggerakan kepalanya sedikit untuk menjawab panggilan temannya itu.

"El, kemana?" Tanya Vincent.

"Gak tau, mungkin tadi dia ada." Jawab Jemi.

"Yah kalo itu gue juga tau! Tapi.. Kok dia belum masuk ke kelas?"

"Vin, gue aja baru masuk! Ya mana gue tau!"

"Sensi amat lo?!"

"PR gue belum selesai! Lo ngajak ngomong mulu!"

"Makanya PR itu- anjir! PR gue juga belum selesai! Niatnya mau nyontek sama El!"

Jemi menggelengkan kepala saking pusingnya. Ia benar-benar lupa jika ada PR yang harus di kumpulkan pagi ini. Akibat keasikan bermain game, dirinya melupakan kewajiban utamanya sebagai seorang pelajar.

"Gak lagi-lagi gue tunda ngerjain PR!" Gerutu Jemi.

"Jem, liat dong!" Seru Vincent.

"Liat apaan?! Gue aja juga belum selesai!"

"Aelah! Jangan pelit sama temen sendiri!"

"Bukan pelit, Vin! Gue-"

Brak!

Jemi terdiam begitu Elvano melempar tasnya ke atas meja. Ia dan Vincent saling berpandangan melihat wajah datar dan dingin laki-laki itu yang sangat tidak bersahabat begitu masuk ke dalam kelas.

"El-"

"Diam!" Potong Elvano.

Vincent langsung mengikuti perkataan dingin dan datar Elvano. Jika temannya itu sudah mode seperti ini, jangan pernah bersuara meskipun hanya menghela napas. Karena, sedikit saja terdengar suara, maka bisa di pastikan laki-laki itu akan membuatnya tidak bisa berbicara selama satu minggu.

"PR lo udah selesai?" Tanya Jemi.

"Jem!" Tegur Vincent.

"Lo kenapa lagi?"

Bukannya menjawab, Elvano malah pergi keluar meninggalkan mereka. Vincent langsung mengacak-acak rambutnya frustasi. Akibat ulah Jemi, dirinya tidak bisa melihat PR milik temannya itu.

"Lo sih! Gagal nyontek kan gue!" Kesal Vincent.

"Dia kenapa?" Tanya Jemi.

"Tau ah! Tanya aja sama rumput yang bergoyang!"

Setelah mengatakan itu, Vincent mengikuti Elvano. Ia berjalan keluar dari dalam kelas sambil mengacak-acak rambutnya yang sudah mulai panjang.

"Bodo amat lah! Biar aja gue di tangkap sama Pak Edi!" Dongkol Vincent.

***

Mila tertunduk lesu mengingat kejadian tadi pagi. Dirinya ingin sekali meminta maaf kepada Elvano karena sudah menyakitinya setelah mendapatkan ancaman dari Erika.

"El.." Lirih Mila.

Mila tidak fokus belajar dari pagi sampai jam pulang sekolah. Ia tidak tahu harus melakukan apa di saat seperti ini. Meminta bantuan Eleina pun percuma. Ia tidak mau temannya itu ikut terseret masalah dirinya dengan Erika.

"Harusnya sekolah udah sepi." Gumam Mila.

Menghembuskan napasnya, Mila berdiri. Ia mengambil tas dan berjalan keluar dari dalam kelasnya sembari tertunduk lesu memikirkan Elvano.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang