23

17 3 0
                                    

Hai yorobun Im back hahaha jangan lupa tinggalkan vote yah jangan jadi pembaca gelap hihihi.

Vote dan komen ditunggu
Jangan hujat hehe
❤️❤️❤️
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sudah seminggu berlalu namun syukurlah keadaan Aris mulai membaik, kemungkinan dalam waktu dekat ini dia akan sadar.

Pemberian bius juga sudah dihentikan hari ini.

Benar 3 hari yang lalu Mateo sudah tidak bisa menyembunyikan kondisi Aris yang sebenarnya dari kakeknya, Denis.

Saat mengetahuinya Denis sangat marah dan mengancam akan menemui keluarga Park tapi untunglah Mateo dengan menahan kakeknya agar tidak melakukan tindakan konyolnya itu.

Bersyukurlah pada teman teman Aris yang mau membantunya meski Mateo harus sedikit memohon pada Alando karena dari semua teman Aris Alando lah yang paling menantangnya untuk melepaskan keluarga Park.

"Rion bagaimana keadaan mu hari ini?" Tanya Mateo datang, setiap hari dia akan mampir untuk melihat Aris meskipun Aris tidak membalas ucapannya.

"Hyung yakin Ion!? Kamu pasti akan baik baik saja!" Ucap Mateo yakin.

"Sudah lama rasanya hyung tidak mendengar suaramu, melihat mu berbicara walaupun hanya sedikit, hyung juga sangat merindukanmu, apa kau tidak merindukan hyung?" Tanya Mateo yang masih tidak beranjak dari kursinya sejak satu jam lalu.

Lelah berbicara ternyata Mateo ketiduran disamping ranjang adiknya dengan menggenggam tangannya erat, tidak menyadari pergerakan kecil yang dilakukan Aris.

'Nm'

Dan benar saja..

Mata Aris mulai terbuka dengan perlahan. Melihat sekeliling dengan binggung, masih belum menyadari keberadaannya. Namun netra matanya tak sengaja melihat salah satu orang yang paling disayangnya yaitu Hyungnya.

"Hyung?!" Lirih Aris serak.

Sekarang ingatannya kembali, meskipun tidak lengkap. Namun kejadian hari itu, benar-benar melekat pada ingatannya. Kejadian yang memutar kehidupannya 180 derajat. Titik dimana semua penderitanya dimulai. Saat ini dia bagaikan terbebas kekanggan.

Kebencian, Kesalahpahaman, Kasih sayang, Kebencian, Pengorbanan, Kemarahan, Ketakutan, seakan keluar dari jeruji besi nan dingin. Semua perasaannya membuat Aris ingin berteriak, tapi dia masih waras untuk tidak melakukannya di samping sang kakak.

Aris mengerakkan tangannya perlahan untuk mencoba mengelus kepala sang hyung menjadikan Mateo terbangun karenanya.

"Ah ad- Rion?! Syukurlah kamu akhirnya mau bangun!" Mateo langsung memeluk Aris saat menyadari Aris bangun.

"Hiks.. hiks.. Ion akhirnya kamu mau bangun hiks.. hyung.. hiks.. sangat merindukanmu, jangan pernah tinggalkan hyung hiks.." tangis Mateo menyedihkan.

"H-hyung ak-ku baik-baik sa-ja hyung" bata Aris serak.

"Hyu-hyung haus" tambah Aris.

"Ah maaf tunggu sebentar" lalu Mateo mengambil air yang selalu ada di atas nakas meja rumah sakit.

"Bagaimana? Apa ada lagi yang kau butuhkan?" tanya Mateo lagi.

"Iya kau butuh Dokter" jawab Mateo sendiri meski bertanya pada Aris kemudian menekan tombol merah di samping ranjang Aris banyak.

"Tidak perlu hyung" jawab Aris singkat.

"Tidak kamu harus diperiksa dulu" ucap Mateo mutlak.
.
.
.















"THE KING"_(ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang