44

15 1 0
                                    

Hai yorobun Im back hahaha jangan lupa tinggalkan vote yah jangan jadi pembaca gelap hihihi.

Vote dan komen ditunggu
Jangan hujat hehe
❤️❤️❤️
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"What the hell!!"

"Are seriously?!" Kaget Mateo dengan menatap sang adik.

"Duhh berisik hyung" jengah Aris memutar matanya.

"Hyung tidak setuju, pokoknya tidak" tolak Mateo menatap tajam Aris.

"Aku tidak meminta pendapatmu hyung" tatap Aris, tidak ada yang bisa merubah keputusannya.

""Kau benar-benar yakin akan bertaruh hah?"

"Aku yakin"

"Huuft Aris~. Kita bisa mencari cara lain"

"Tidak ada waktu lagi hyung. Jika kita tidak juga melakukannya, semuanya akan terlambat"

"Ayok, cepat bunuh aku!" Delik Aris kesal. Bagaimana hyung nya ini sedramatis ini, padahal cuma game.

"Ayok hyung. Apa kau ingin dimakamkan di gua jelek ini"

"Aku dapat merubah skin ku setelah kematian, maka kita bisa keluar dari tempat ini"

"Baiklah-baiklah. Kau jangan bergerak yaa!"

"Iya iya"

Mateo akhirnya mengoperasikan karakter game yang sedang dia mainkan untuk membunuh karakter milik Aris.

Sedikit sadis sih. Dia langsung memutuskan kepala karakter Aris.

Bahkan Aris bertanya-tanya apakah hyung nya ini memiliki dendam kesumat dengannya.

Sudah setengah jam mereka memainkan permainan game dunia kultivasi, dan sekarang karakter mereka dihadang oleh beberapa monster jelek berbentuk manusia. Alias mayat hidup.

Tidak berapa lama cahaya gemerlap menyinari karakter Aris. Dimulai seragamnya yang berubah sampai warna rambut dan iris matanya.

Jika yang sebelumnya nampak lembut seperti sarjana kekaisaran maka yang sekarang adalah seorang jendral yang siap menebas semua musuhnya. Apalagi ditambah armon hitam yang membaluti tubuh tegasnya.

Dalam beberapa menit Aris menyelesaikan semua monster yang ada di gua tersebut, dan Mateo juga terselamatkan.

Keduanya keluar dan langsung disambut oleh masing-masing anggota sekte asal mereka.

"Udah-udah, hyung nggak main lagi. Hyung harus meningkatkan level hyung" ucap Mateo memutuskan untuk offline.

Aris tidak menjawab. Namun dia juga ikut offline. Tidak tau saja, di dalam dunia game tersebut terjadi kegemparan. Karena ada yang bisa menyelesaikan misi tingkat atas.

Banyak yang meminta agar informasi pemain di keluarkan. Namun seperti batu yang dilempar didalam air, keributan tersebut seperti ditelan bumi.

Mateo bangun dan meregangkan tubuhnya yang jelas pegal.

"Udah, kalian kembalilah ke kamar masing-masing. Tidur sana" usir Denis.

Kedua bersaudara itu lalu melangkah menuju kamar mereka masing-masing.

Tapi..

"Oo iyaa, sebelum itu aku mau mengatakan sesuai" ucap Aris yang teringat dengan yang dikatakan bawahannya beberapa waktu lalu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.































"THE KING"_(ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang