Persetan. Tak akan ada yang peduli jika Ilen melanggar ucapannya sendiri. Ilen belum menemukan apa-apa, Ilen hanya berusaha terlihat baik-baik saja sebentar. Ia sampai lelah untuk menahan air mata, tetes itu masih saja membasahi wajahnya.
Adalah sesuatu yang tak mau Ilen terima jika Zian memutuskan itu secara tiba-tiba. Bahkan Ilen baru saja membuat keputusan. Ilen tengah berjuang dengan pilihannya, agar opsi itu menjadi yang terbaik apa pun alasannya. Namun, kecewa lagi-lagi datang dari keputusan cowok itu. Hal yang sudah pasti akan terjadi, tetapi Ilen menulikan telinganya lagi.
Zian tidak tahu jika Ilen telah memberikan semuanya. Ilen telah mengerti dan membuat keputusan yang dikira mampu membenarkan semuanya. Hal yang baru Ilen perjuangkan mati-matian sejak kemarin malam.
Decakan terdengar entah sudah keberapa kalinya. Ilen tak memiliki minat bahkan untuk beranjak dari duduknya sembari memperhatikan buku tugas. Air mata yang tak kunjung bosan mengalir di kedua pipinya.
Zian boleh pergi jika Ilen belum membuat keputusan. Ilen akan bersyukur jika Zian pergi sebelum Ilen mengerti. Sebelum siang dan malam dengan beberapa harapan, Zian lakukan di antara waktu yang mereka punya. Hal yang terjadi, lalu tak mampu Ilen ubah apa pun usahanya. Hal yang Zian lakukan secara sepihak dan Ilen yang menerima.
Suatu saat yang mendebarkan saat mereka melakukannya bersama-sama. Menimbulkan desiran menyengatkan, rasa manis yang belum pernah ada, serta gairah yang mematikan.
Jika semua itu belum terjadi, Ilen akan senang sekali.
Sekarang, entah malam sudah menginjak setengah dari waktu yang dimiliki atau belum, Ilen juga tak peduli. Entah yang mana yang harus Ilen pikirkan, karena dalam sekejap, semua terasa sangat salah. Ilen sudah mengikuti alur yang salah. Ilen mengalah pada waktu yang singkat, menimbulkan kecewa dan penyesalan di ujungnya. Ilen bodoh karena menganggap hal yang masuk akal itu tak akan pernah terjadi padanya. Padahal semua siswa yang sebelumnya, telah merasakannya juga.
Jika apa yang dikatakan Bagas ternyata benar. Sentuhan yang tak pernah terjadi selain untuk dirinya. Jika memang benar, Ilen tak tahu apakah yang Zian lakukan wajar. Jika sebuah kebohongan, Ilen menyadari sebuah kesalahan yang terus muncul ke permukaan.
Keputusan yang salah total. Ilen yang seharusnya tak usah mengerti dengan permainan Zian. Ilen yang seharusnya menolak dari awal. Saat semua telah Ilen berikan, lalu waktunya telah selesai, memang apalagi yang mampu Ilen lakukan? Ilen hanya mendapat penyesalan. Banyak bagian yang rusak akibat waktu yang telah usai.
Salah Ilen karena mengikutsertakan sebuah hal besar, ketulusan. Banyak hal yang tak mampu Ilen dapatkan selain dari Zian. Cowok itu memberitahukan beberapa serapan, jika yang kelihatan salah belum tentu faktanya salah. Menyebabkan luka mana pun yang Ilen miliki tersamarkan, alih-alih langsung hilang. Ilen mungkin merasa Zian sudah menunjukkan sesuatu yang istimewa, hingga Ilen harus membayarnya dengan sepadan. Bahkan saat luka itu mampu terasa ketika 'istimewa' telah selesai.
Sepanjang malam yang Ilen punya, untuk hari ini, Ilen bahkan tak diberi satu detik untuk tenang. Ilen dipaksa untuk segera mengerti, kemudian melakukan sebuah kesimpulan agar hal ini tak jatuh terlalu dalam.
Ilen merasa haus. Satu botol air mineral di atas meja hampir habis sepenuhnya, ia meminumnya semenjak pulang sekolah. Tenggorokannya terasa kering, hidung dan matanya sudah panas sedari tadi. Ia meneguk, padahal malas sekali untuk mengambil air dari dapur.
Ilen menyerah untuk fokus mengerjakan tugas. Ilen menyerah untuk tidur dengan nyenyak juga. Kepala Ilen tak akan berhenti berpikir berantakan, menyebalkannya, hanya akan terasa pusing jika dipaksakan untuk terlelap. Ilen akan acuh bahkan jika besok dikeluarkan dari sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZiBos : Sippin' [END]
Teen Fiction"Zi, kita mau ke mana?" tanya Ilen, "lo mau bawa gue ke mana lagi?" "Masuk." "Nggak." Zian sudah berada di sisi pintu kemudi, pergerakannya terhenti. "Masuk, Ilen." "Gue bisa lari dari sini." - Ilen hampir memberikan segalanya pada Zian. Ilen te...