Halo!
I'll tell you a story.
Butuh waktu tiga tahun pas untuk namatin cerita ini. Mereka ada bahkan pas aku masih sekolah, sampai sekarang aku udah kerja. Satu-satunya hal yang sedikit ganggu pikiranku cuma itu, karena waktu tiga tahun bukan sebentar. Takutnya aku terlalu lama ada di sini dan buang-buang waktu aja.
Semuanya masih baik-baik aja bahkan di sekolah, kelulusan, sampai kerja. Aku masih bisa kasih mereka waktu meski cuma dua tiga jam. Tapi aku masih bisa puas sama semua itu karena ide sama eksekusinya bisa jalan satu arah.
Masalahnya ada di tahun 2024 awal. Dari januari bahkan sampai agustus, aku yakin cuma satu dua bab yang berhasil aku ketik. Semua hal mulai kelihatan samar di situ. Ilen sama Zian mulai bisa aku abaikan, bahkan sampai hampir dilupakan. Aku mulai mikirin tentang tujuan kehidupan dan cari apa nulis cerita punya relasi sama itu.
Intinya, salah satu waktu terkacau ada di awal-tengah tahun itu.
Mungkin aku hampir kehilangan motivasi sama nulis, tapi untungnya, zibos berhasil nahan itu. Aku bisa aja abai, nggak buka draft sama sekali, tapi pasti setiap hari aku bakal mikirin satu dua nama dari cerita itu. Mereka nahan aku buat tetap tinggal, dan setelah aku lihat apa yang udah aku lakuin selama ini, aku sadar aku nggak boleh sia-siain mereka. Mereka harus selesai.
Aku nggak bisa nampik kalo satu-satunya hal yang bisa aku pertahanin di hidup adalah nulis. Satu-satunya yang aku punya meski nggak ada yang tau. Satu-satunya tempat aku bisa rasain pulang.
Salah satu alasan aku punya kehidupan.
Sekarang, sippin udah resmi selesai. Dan aku sadar nggak ada yang perlu disesalin untuk tiga tahun ini. Zian sama ilen yang nemenin aku tumbuh. Sampai ditahap ini; sampai aku berhasil bikin mereka bahagia di akhir.
Aku sadar mereka nggak perlu sempurna. Apa pun yang udah mereka lakuin, nggak perlu ada yang disebut sebagai kekurangan. Dari awal sampai akhir, dari bab pertama sampai enam puluh dua, itu adanya mereka. Dan aku suka sama kenyataan itu.
Aku bakal bilang makasih sama zian, ilen, semua karakter di sippin. Karena bukan cuma mereka yang ada karena aku, aku juga ada karena kehadiran mereka. Mental aku yang sekarang. Kebahagiaan aku yang tenang.
Terima kasih, ZiBos, untuk kenangan indahnya. Terima kasih, Salris, untuk memilih tetap bertahan.
-
Aku banyak rasain suka cita di sini, dan aku lega karena itu. Jadiin sippin sebagai tempat pulang udah sangat cukup. Cukup buat bikin aku senyum seenggaknya sekali setiap hari. I love them so much. Jadi, ya, makasih sekali lagi, makasihhhhh banyakkkkk cinta-cintakuuuuu<3
oh, ya. find us in ig : @salris_xanisa @zian.alvarion @ileanar__n
KAMU SEDANG MEMBACA
ZiBos : Sippin' [END]
Teen Fiction"Zi, kita mau ke mana?" tanya Ilen, "lo mau bawa gue ke mana lagi?" "Masuk." "Nggak." Zian sudah berada di sisi pintu kemudi, pergerakannya terhenti. "Masuk, Ilen." "Gue bisa lari dari sini." - Ilen hampir memberikan segalanya pada Zian. Ilen te...