Inilah potret sejoli yang baru jadian tapi rawan pecah🤘
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dan, siap-siap untuk gencatan selanjutnya👇 (ada hadiah karena 8 sep hari spesial)⚠️ (18+)
Ilen sangat khawatir pada Zian hingga nekat mengikuti kemana cowok itu pergi. Ia kira Zian akan pergi ke rumah sakit saat ini juga, tetapi cowok itu berhenti di depan rumah besar dengan pagar tinggi dan lebar. Ia mengawasinya dari dalam taksi, baru setelah mendekat, ia ingat Zian pernah membawanya ke sini. Walau benar-benar hanya di depan pagar rumah seperti ini.
Zian sudah di dalam. Terdengar mesin kendaraan yang hilang, sepertinya cowok itu baru keluar dari mobil. Tidak tahu dapat keberanian dari mana, Ilen menekan bel rumah begitu saja.
Ilen terkesiap. Ia tidak tahu apa yang sebenarnya dilakukan, ia hanya merasa sangat khawatir pada Zian tidak seperti biasanya. Ia harus memastikan Zian baik-baik saja setidaknya sampai sebelum cowok itu pergi ke rumah sakit. Atau ia tidak dapat terlelap malam ini.
Seorang satpam penjaga menampakkan wajah pada kaca tembus pandang kecil di sisi kanan pagar. "Cari siapa?" tanya pria itu setelah memperhatikan Ilen sinis.
Ilen tersenyum kaku. "Bilang aja sama Zian, Ileana tunggu di depan."
Pria itu tersenyum miring kemudian hilang dari pandangan. Ilen mengedikkan bahu acuh, toh, ia akan mencoba sampai Zian benar-benar keluar menemuinya.
Gadis itu menunggu tidak sabar, tak lebih dari lima menit ia menekan kembali bel rumah. Pria itu muncul lagi dengan segelas kopi di tangan. Ilen tahu pasti pria itu bahkan tidak beranjak dari tempatnya dari tadi.
"Pergi," usir pria itu kesal.
"Kalau Bapak tiba-tiba dimarahin Zian, atau parahnya dipecat dari sini, bukan salah saya, loh, Pak." Ilen mengatakannya dengan tenang.
"Saya nggak peduli. Sudah, sana pergi!"
Ilen menghela napas kasar. Saking paniknya ia lupa terdapat ponsel di saku roknya. Ia segera mengambilnya, kontan tersenyum tipis menyadari ponsel Zian yang ia bawa. Zian menerima telepon lebih cepat dari yang ia kira.
"Gue di depan rumah lo."
Ilen tak memberikan Zian waktu untuk mengatakan apa pun. Setelahnya Zian juga tak mengatakan apa-apa, tiba-tiba saja sambungan telepon terputus. Ia memperhatikan ponsel Zian sebentar, pada riwayat telepon dengan kontak miliknya.
Kontak atas nama <3gum-MY.
Ia sedang tersenyum geli saat pagar dibuka dengan kasar, membuatnya berjengit terkejut.
Zian menatapnya dingin. "Gue minta lo pulang."
Ilen hanya mengernyit tipis ketika Zian menariknya masuk dengan langkah kaki cepat ke dalam rumah. Ia tercengang dengan betapa besarnya rumah ini, betapa megah, tetapi terlihat mencekam dengan dinding yang cenderung hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZiBos : Sippin' [END]
Teen Fiction"Zi, kita mau ke mana?" tanya Ilen, "lo mau bawa gue ke mana lagi?" "Masuk." "Nggak." Zian sudah berada di sisi pintu kemudi, pergerakannya terhenti. "Masuk, Ilen." "Gue bisa lari dari sini." - Ilen hampir memberikan segalanya pada Zian. Ilen te...