12

14K 898 83
                                    

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

"Hmm.. jika ada sesuatu beri tahu aku Mark" ucapnya sebelum menutup telfonnya.

Dominant itu berbalik matanya membola saat melihat ayahnya yang sudah berdiri dengan tatapan tajam padanya.

"D-dad.."

"Apa yang kau sembunyikan bersama Mark" ucap jaehyun dingin menatap anak keduanya.

"Dad... A-aku.."

"Cucu.. chenle.. jisung.. apa yang kalian berdua sembunyikan!"

Jaehyun berjalan mendekati Jeno sedetik kemudian kerah baju Jeno sudah berada di tangan jaehyun.

Ini pertama kalinya dia melihat ayahnya seemosi ini, bahkan dulu saat dia melakukan kesalahan bersama jaemin ayahnya tak semarah ini.

"Apa yang sudah jisung lakukan pada chenle hah!!" Teriaknya di depan wajah Jeno.

"D-dad.."

"Ceritakan Jeno!" Ucap jaehyun menekankan dua kata itu.

Jeno menelan air liurnya saat mendengar ucapan tegas ayahnya. Sementara jaemin dan taeyong berdiri tanpa bisa berkutik sama sekali.

"Jisung.. menghamili c-chenle dad..." Ucap Jeno membuat semua orang yang mendengarnya terkejut.

Sementara jaehyun masih dalam posisi mencengkram kerah anaknya, namun cengkraman itu terasa semakin menguat.

"Sialan!! Jaemin! Telfon jisung sekarang!!" Bentak jaehyun setelah menghempaskan Jeno hingga dominant itu tersungkur di lantai.

"Jae..." Taeyong mendekat ke arah suaminya mengusap dada bidang jaehyun yang terlihat sangat emosi.

"Emosimu..." Lanjutnya lagi dengan sendu.

"Ini sudah keterlaluan taeyong! Dan kedua anakmu ini malah menyembunyikannya dariku." Ucapnya pada sang istri.

"Aku tau.. tapi kondisi tubuhmu tidak mendukung saat ini.." ucapnya menatap dominant itu dengan sendu.

Sementara jaemin tangan gemetarnya  sudah mengetikkan pesan pada anak nya untuk segera pulang.

Jaemin sudah pasrah dengan apa yang akan jaehyun lakukan pada anak semata wayangnya. Karna memang putranya salah disini.

Ruang tamu keluarga Jung itu lebih terlihat dingin malam ini, tak ada yang membuka suara, jisung pun belum datang.

"Ada apa?" Tanya sungchan menyenggol lengan kakaknya dengan pelan.

Jeno hanya mendengus tanpa menjawab "apa ini masalah besar? Daddy terlihat sangat marah." Tanya nya lagi.

Mobil jisung terdengar dengan cepat jaehyun melangkahkan kakinya menuju pintu diikuti dengan Jeno dan taeyong dari belakang, sementara jaemin hanya menunduk dan diam di sofa itu bersama sungchan dan shotaro.


Ceklek


BUGHH...!

Jisung tersungkur menghantam kerasnya lantai saat mendapat satu tumbukan di wajahnya.

"Haraboji.."

"Apa yang kau lakukan pada chenle hah!!" Teriak jaehyun memaksa jisung untuk berdiri.

"A-apa...?" Ucapnya memandangi satu persatu orang yang menatapnya.

"Kutanya apa yang kau lakukan pada chenle hah!!"

"Aku tidak melakukan apapun haraboji"


Bughh...!


"Jae...!" Teriak taeyong.

"Kau melakukan hal yang fatal jisung!! Ini masih aku yang menghajarmu kau belum tau bagaimana jika berhadapan dengan Johnny!!"

"Jae.. sudah sudah.. biar Jeno yang bicara dengan jisung dulu" ucapnya menatap lengan jaehyun sementara jisung sudah terkapar di lantai dengan wajah yang penuh lebam.

"Ayo.." ucapnya lagi menatap jaehyun pergi dari sana.

Jeno menghembuskan nafasnya saat ibu dan ayahnya meninggalkannya.

"Bangun.. jangan jadi dominant lemah" ucap Jeno dengan dingin.

"Dad.. euh.. apa yang kulakukan pada chenle? Ke-kenapa haraboji marah padaku?" Ucapnya sembari berupaya untuk berdiri.

"Kau tak ingat?"

Jisung menggeleng. "Masuk ke kamarmu, dan setelah kau tau Daddy minta kau untuk menjadi dominant yang bertanggung jawab jisung" ucap Jeno.

Jisung terdiam, "d-dad.. apa ini ada hubungannya dengan hari dimana aku pulang subuh? A-aku merasa janggal disana..., A-aku bermimpi meniduri ayden.. tapi.."

Sebelum jisung menghabiskan kalimat nya Jeno sudah menepuk bahu anaknya.

"Masuk ke kamarmu, Daddy perlu bicara dengan buna" ucap Jeno

Jisung perlahan mengangguk dan melangkah dengan berdesis menuju kamarnya.

Jeno berjalan ke arah ruang tamu tempat istrinya, jaemin submisive itu terlihat menunduk sesekali terdengar isakan dari sana

Sungchan dan shotaro sudah tidak ada, entah lah sepertinya ayahnya menyuruhnya untuk masuk dan tidak ikut campur masalah nya.

"Na.." panggil Jeno membuat jaemin mendongak dan melihatkan wajah basahnya.

"Ayo temui jisung" lanjut Jeno.

Jaemin menggeleng "tidak.. hiks.. kau saja yang menemuinya" ucapnya dalam isakan

"Aku juga harus mendengar pendapatmu mengenai ini.." balas Jeno kemudian berjongkok tepat di depan istrinya.

"Ada apa? Apa yang sedang kau pendam saat ini?" Tanya nya dengan lembut.

Jaemin menggigit bibir bawahnya. "Jeno... Hiks.. kisah kita yang lalu.. hiks.. terulang lagi.. jisung menghamili chenle.., haechan.. pasti akan semakin membenciku kan Jen.."

"Stt.. tidak.. kau tidak salah, dia tak akan membencimu.. percaya padaku.. hmm" ucapnya menenangkan istrinya.

"Ayo kita bicara dengan jisung.." ucapnya memegang tangan istrinya.

"Apa jisung akan baik baik saja setelah ini?" Tanya jaemin.

"Entahlah.. aku khawatir soal paman Johnny nanti" ucap Jeno.

Dia tidak bisa membayangkan apa yang akan ayah haechan itu lakukan jika tau, mengingat saat Johnny tau jika dia menghamili jaemin dulu saja sudah membuatnya merinding apa lagi ini, hal yang lebih parah dari yang lalu.








TBC



2x update! Cukup sampai disini atau lanjut up nih? Yok coment yang banyak

'are swaped' S2 ||- [END] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang