25.

14K 827 246
                                    

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Jisung yang mendengar ucapan dari mulut submisive itu lantas terkejut. Kemudian menggeleng.

"Tidak.. aku tidak bisa membayangkan bagaimana weharabojimu Menghajarku nanti" ucap jisung bergidik ngeri.

Chenle terkekeh, "aku mengantuk" ucapnya "tidurlah.. aku tidak akan kemana mana" ucapnya mengeratkan pelukan itu.

Keduanya tertidur dalam posisi saling berpelukan sama seperti sebelumnya hanya bedanya tidak ada yejun di antara mereka.

Hingga matahari telah masuk melalui celah jendela mengganggu ketenangan salah satu dari mereka.

Chenle membuka matanya, pandangannya saat ini adalah wajah tampan jisung yang berada tepat di depan wajahnya.

Tangan submisive itu terulur memegang wajah itu "wajah ini mirip sekali dengan wajah putraku" ucapnya dengan senyuman kecil.

"Mata ini..." Pergerakannya terus turun "hidung mancung ini... Dan.. bibir ini..." Jarinya terhenti pada bibir jisung.

"Dulu.. dia bahkan tidak menciumku saat melakukan itu.. dia tidak sadar.. apa.. apa ada submisive lain yang sudah mencoba bibir ini?" Tanya chenle pada dirinya sendiri.

"Ayden.. dia pasti pernah.." cicit chenle lagi.

"Aku minta maaf.."

Deg

"H-hyung.."

Jisung langsung membuka matanya. "Ayden yang pertama menyentuh bibir ini" ucap jisung menatap submisive di depannya.

"O-ohh..."

"Tapi sekarang dan seterusnya ini hanya untukmu..." Lanjut jisung

"Eung..?"

"Bibirku.. pelukanku dan tubuhku.. hanya untuk ibu dari anakku" jelas jisung.

"K-kau berlebihan"

"Tidak.. itu hal yang wajar.. aku tak mungkin main dengan submisive lain sudah ada kau dan yejun disisi ku"

Chenle tak bisa menahan senyuman nya saat mendengar ucapan jisung.

"Kau sangat cantik"

Bluss..

"Hei.. lihat aku.." ucap jisung mengarahkan wajah chenle agar berhadapan padanya.

"Chenle.. dengar.. terimakasih karena sudah berjuang melahirkan putraku saat kondisi mu yang seperti itu" lanjut jisung lagi.

"Dan maaf.. dominant brengsek ini te___"

Cup....

Kalimat jisung terhenti saat chenle mendorong wajahnya hingga bibir mereka bertemu.

Jisung terlalu kaget karna itu hingga membuat dominant itu hanya diam membeku.

Tak lama chenle menjauhkan wajahnya, itu hanya ciuman tanpa ada lumatan disana.

"Hyung.. aku sudah memaafkan mu berhenti menyalahkan dirimu" ucap chenle setelahnya.

"Aku ingin lagi"

"Huh?" Bingung chenle

"Ciuman itu.. aku ingin lagi" ucap jisung.

"A-ahh.. Hyung.. tadi.. tadi itu hanya.. tidak sengaja.. ah iyaa tidak sengaja.." elak chenle dengan cepat.

"Kau tidak bisa berbohong Jung chenle" tepat setelah mengatakan itu jisung kembali menyatukan bibir mereka.

Jisung pun mulai meraup bibir chenle menggerakan bibirnya membuat chenle luar biasa terkejut, ini pertama kali baginya.

Chenle tidak tahu harus melakukan apa, maka dari itu dia hanya diam seraya meremat bahu jisung dia terlalu terkejut dengan gerakan bibir jisung yang terlaku cepat.

Chenle meringis dalam hati, bibirnya terasa ngilu ketika jisung menghisapnya terlalu kencang.

"Angh..!" lenguh chenle secara Refleks, membuat jisung semakin gencar mencium bibirnya.

Jisung memasukan lidahnya kedalam mulut chenle, mengajak lidah submisive untuk bergerak, chenle yang tidak mengerti tetap diam.

"Anghhh...!!" Pekik chenle ketika jisung menggigit lidahnya dan menghisap lidahnya yang terjulur.

Kedua tangan jisung terus meremat bahu jisung dengan keras, kedua kakinya dibawah chenle menggeliat kecil.

Suara decakan saliva terdengar jelas, bahkan saliva mengalir di sudut bibir chenle hingga pipi.

Jisung mencium chenle layaknya memakan bibir chenle beserta isinya, membuat chenle merasa takut, namun ia tidak bisa berhenti melenguh.

Jisung menghisap saliva berulang kali, membuatnya merasa aneh dengan reaksi tubuhnya sendiri.

Tangan kanan jisung memasuki bahu chenle, terus turun hingga berada tepat di dada sang submisive

"Umhh..!!" lenguh chenle lagi ketika jisung meremas dadanya hingga memilin puting submisive itu.

Cukup lama Jisung meremas dada submisive dari balik baju kaos yang jisung kenakan, kemudian jisung melepaskan seluruh pakaian chenle Hingga tak bersisa sehelai benangpun

Chenle terengah ketika jisung melepaskan ciumannya. Sontak chenle menutup dadanya dengan kedua tangannya.

"H-hyung.." lirih chenle

"Jangan ditutupi dolphin.." bisik jisung seraya mengecupi rahang chenle, lalu turun ke dada chenle, chenle pun menjauhkan tangannya dari dadanya.

Chenle memperhatikan Jisung mengecupi kulit dadanya, lalu ia melenguh ketika jisung mengecup ujung putingnya yang menegang.

Jisung meremas dada chenle, lalu memasukan puting chels kedalam mulutnya, menghisapnya dan memainkannya dengan lidahnya, membuat chenle melenguh hebat.

"hyung-Ahk...!" Pekik chenle ketika jisung tiba-tiba menggigit putingnya.

"Maaf Hyung.. aku hanya terkejut..! Ugh..!" rintih chenle, barulah jisung kembali menghisap putingnya.

Jisung menggoda kedua puting chenls secara bergantian, sementara chenle hanya menggeliat kecil.

Tangan Jisung turun ke bawah, memegang penis mungil itu membuat chenle refleks menutup kedua kakinya.

"Buka kakimu sayang" bisik jisung dan chenle pun melakukannya.

"Angh...!" Pekik chenle ketika Jisung mencoba memasukkan satu jarinya pada lubang submisive itu.

"Masih kering"  bisik jisung. kemudian dia melirik submisive yang sedang menatapnya intens.



TBC

Mampus di gantung awakoakao

Sini sini 150 koment gue update lagii, ini kan yang kalian mau jujur klen!

Semangat klen yaa kalo soal ++ hahahaa

'are swaped' S2 ||- [END] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang