🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
"Yejun.. ini dari Daddy" ucap jisung memberikan Hadiah pada anaknya.
Yejun memandang kotak besar yang berisikan mainan robot itu. Kemudian menepisnya.
"Ejun nda mau ini Daddy..." Celetah anak itu dengan bibir yang memanyun kedepan.
"Yejun mau apa?" Tanya jisung dengan nada lembut melihat anaknya.
Yejun melirik ibunya yang tak jauh darinya juga sedang menatapnya. "Ejun mau janan Janan cama mama cama Daddy.. jauhh.. naik embil..!!" Ucap anak itu antusias.
"Huh..? Jalan jalan maksudnya?" Tanya jisung di balas anggukan cepat oleh yejun.
"Sama Daddy saja yaa nak.. mama sibuk di rumah.. tidak bisa ikut" ucap chenle, dia hanya ingin menghindar dari dominant itu, itu saja.
"Eung... Mama Ndak seluu ejun mau cama mama Daddy.. Janan janannnnnn!!!" Rengek bocah kecil itu.
"Turuti saja.. mama yakin jisung tak akan macam macam padamu.." ucap haechan menyenggol lengan anaknya kemudian berbisik.
"Tapi.. lele takut ma.." cicitnya.
"Ada yejun.. percaya dengan mama.. jika jisung macam macam kamu bisa telfon mama atau papa" ucap haechan lagi. Chenle melirik yejun yang masih merengek dengan jisung yang mencoba menenangkannya.
"Oke okee baiklah.. mama ikut, berhenti merengek yejun bukan anak bayi lagi sudah besar kan?" Ucap chenle.
"Ahh iyaa ejun yupa.. ejun cudah yima taun" celetuk bocah itu kemudian kembali asik dengan kado kado barunya.
🌻🌻🌻🌻
Hari ini bocah kecil itu terus berbicara sendiri entah apa yang di bicarakan nya. Sementara jisung hanya fokus dengan stirnya sesekali melirik chenle yang duduk di sampingnya dengan menghadap jendela.
"Kenapa?" Tanya jisung pada chenle yang dari tadi hanya diam
Chenle menggeleng tanpa melihat jisung.
"Senyum chenle.. jangan buat putramu dengan melihat ibunya yang seperti ini" ucap nya lagi.
Namun tetap saja, chenle tak menjawab atau bahkan menatap jisung.
"Cini... Cepat mana...." Bocah itu menarik chenle untuk segera masuk ke taman wahana itu.
"Sebentar kita tunggu Daddy" ucap chenle menahan tangan anaknya.
"Iihhh.. Daddy....!!! Cepetan dong..!" Teriak anak itu.
Jisung menggeleng kemudian melangkahkan kakinya dengan cepat dan menggendong anaknya. "Dasar tidak sabaran." Ucapnya kemudian meletakkan anaknya di pundak dan berjalan berdampingan dengan chenle.
"Daddy....! Ayo naik itu..!" Teriak yejun saat melihat bianglala.
Glup..
Jisung menelan air liur nya seketika."A-ahh.. yejun dengan mama saja ya yang naik, biar Daddy tunggu disini saja" jawab jisung pada anaknya.
"Cih bilang saja takut. Kau tau yejun Daddy mu ini tidak akan berani jika naik wahana seperti ini.." ejek chenle dengan wajah tengil nya.
"Eung.. benal Daddy?"
"K-kata siapa? Jangan percaya ucapan mama mu, dia berbohong"
"Aku tidak! Kau yang tidak mau mengaku di depan anakmu kan? Jung jisung dominant payah dari keluarga jung yang tidak berani naik wahana ektrim"
"Ekstrim sayang..."
"Yak..! Jangan panggil aku sayang!"
"Jangan belantem mama Daddy.. ayoo.. ejun mau naik itu..."
"Ayo.. Jung jisung.. anakmu mau naik itu.. tunjukan jika kau ayah yang hebat.. ini untuk hadiah ulang tahun anakmu bukan tunjukan senyummu itu" ejek chenle kemudian berjalan menuju lobby tiket dan membeli tiga tiket Disana.
"Yakk Jung jisung! Ayoo.." ucap chenle.
Jisung menghembuskan nafasnya pelan kemudian berjalan mendekati submisive itu. Mampuslah dia.
Jisung dengan badannya yang bergetar takut saat bianglala itu sudah mencapai putaran yang paling atas.
"Daddy aneh" celetuk bocah itu menatap jisung.
"Kau kenapa?" Tanya chenle menatap dominant itu, namun jisung hanya menggeleng tanpa menjawab pertanyaan anak dan submisive itu.
Hingga beberapa putaran bianglala itu terhenti, jisung dengan cepat berlari dan memuntahkan semua cairan yang dari tadi di tahannya.
Chenle menggeleng melihatnya. "Sudah kubilang apa. Tidak usah sok merasa hebat di depan anakmu" ucap chenle kemudian membantu jisung memijat tengkutnya dengan perlahan.
"Aku tak mungkin menolaknya.. huek...!"
Sementara yejun dari tadi hanya menatap ayah dan ibunya dari jauh.
Selesai dari sana chenle mengajak ayah dan anak itu untuk mengisi perut.
"Minum." Ucap chenle meletakkan Teh hangat di depan dominant itu.
"Terima kasih" balas Jisung kemudian meminum teh hangat itu secara perlahan. Lain dengan jisung yejun malah asik menikmati gulali merah muda di tangannya tanpa memperdulikan ayah dan ibunya.
"Aku yang pusing jika sudah begini.. kau selalu muntah, padahal tadi itu sudah berlalu" ucapnya mengomel pada jisung.
"Ini tidak ada apa apanya, dulu.. saat aku di Jerman, aku selalu seperti ini.." ucap jisung membuat chenle langsung menatapnya.
"Maksudnya?" Tanya submisive itu.
"Apa kau pernah menghadapi masa kehamilan mu dulu seperti mual?" Tanya jisung yang dibalas gelengan oleh chenle
"Berarti memang benar, aku mengalaminya disana.. saat di Jerman dulu"
"Kau.."
Jisung mengangguk "tidak apa apa.. itu tak seberapa buruk" ucap jisung dengan tersenyum lembut.
Chenle menatap dominant itu dalam. Jisung yang mengalami mualnya selama dia mengandung? bahkan jisung melawan rasa takutnya untuk menyenangkan hati anak nya?
Apa ini artinya...?
TBC
Gilaa, tembus juga ternyata 300 koment di chapter sebelumnya Yee..!
Keknya kalian emang harus di tantang 1000 Koment nihh..
Gadeng canda! 100 koment yee aku bakal update again!
Bye bye...!
KAMU SEDANG MEMBACA
'are swaped' S2 ||- [END] [TERBIT]
Fanfictionkisah cinta keluarga Jung yang tak ada habisnya :)