42.

9.4K 818 191
                                    

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻






Chenle telah mengemas semua bajunya ke dalam koper, termasuk baju suami dan anak anaknya.


Submisive itu melirik ke arah ranjang menatap kedua anaknya yang tertidur di sana. Chenle tersenyum kecil melihat kedua anaknya tertidur dengan damai.



Ceklek



"Sayang..."


Itu jisung, chenle menelfon suaminya dan menyuruhnya untuk cepat pulang walaupun pekerjaan jisung belum selesai.


"Ada apa ini?" Tanya jisung menatap koper koper di samping sang istri.


"Aku ingin keluar dari rumah ini" ucap chenle menatap suaminya.

Alis jisung menyingit menatap istrinya. Dominant itu kemudian mendudukkan dirinya tepat di samping sang istri.


"Ada apa? Kenapa tiba tiba?" Tanya jisung dengan lembut.

Chenle menggeleng "tidak ada Hyung.. lele hanya ingin keluar dari sini, apartemen kita sudah terlalu lama kosong" ucap chenle berbohong.

Jisung menatap dalam sang istri "hanya itu? Tak ada yang kau sembunyikan dariku?" Ucapnya ragu menatap istrinya.


Chenle mengigit bibir bawahnya kemudian mengangguk membuat Jisung menghembuskan nafasnya pelan "baiklah.. ayo keluar, kita bicarakan pada semuanya" ucap jisung.


Chenle awalnya ragu untuk keluar, karena sejak ayahnya menamparnya tadi dia belum ada bertemu dengan ayahnya. Submisive itu takut.


Haechan dan jaemin memandang kedua anaknya yang berjalan mendekat ke arahnya, dengan Hao yang berada dalam gendongan jaemin.



"Kalian kenapa?" Tanya haechan menatap kedua pasangan itu secara bergantian.


"Mama, buna.. ada yang ingin jie bicarakan." Ucap dominant itu menatap ibu dan ibu mertuanya.

"Kenapa? Chenle hamil lagi?" Celetuk haechan tiba tiba.

Jisung menggeleng "lalu?" Ucap jaemin.

"Jie dan chenle ingin pindah ke apartemen."


Gerakan haechan terhenti saat mendengar ucapan dari menantunya. "Apa mama tidak salah dengar?" Ucap haechan menatap anaknya yang menunduk.

"Kenapa? Dohyon masih kecil, yejun juga.. tidak boleh, chenle harus disini bersama mama dan papa" tolak haechan dengan cepat.

"Kenapa tiba tiba jie.. jika Daddymu tau dia pasti juga akan melarang" timpal jaemin.

"Sebenarnya ma.. apartemen kami sudah terlalu lama kosong, jadi.. jie dan chenle memutuskan untuk pindah dan menempatinya" jelas jisung pada haechan dan jaemin.


"Kalian bisa menyewakannya, mama tidak mengizinkan chenle, chenle tetap disini bersama mama" ucap haechan dengan cepat.


"M-mama.. lele mau pindah, terserah mama mengizinkan atau tidak lele akan tetap pergi" ucap chenle membuat haechan terdiam menatap anaknya tak percaya.



"Ung...  Mamaaaa... Tunapa ejun di tinggal" seketika mereka melirik bocah yang berjalan mendekat dengan mengucek matanya.


"Oh.. wehalmoni Echan...." Bocah itu berlari ke arah haechan saat matanya melihat haechan duduk disana.

Haechan tersenyum dan langsung menangkap Cucu pertamanya. "Aigo.. baru bangun tidur siang hmm.." ucap haechan menciumi pipi yejun, wajah cucu pertamanya itu semakin mirip dengan jisung, sangat mirip.

"Wehalmoni tau nda.. tadi mama di pu__"


"Yejun...!" Ucap chenle cepat memotong ucapan anak sulungnya.


Jisung menatap bingung chenle saat memotong ucapan Sang anak. "Ada yang kau sembunyikan dari ku" ucap jisung kini terdengar lebih dingin.


"Ada apa yejun? Lanjutkan ucapanmu tadi" ucap jisung menatap anaknya. Si mungil melipat mulutnya kedalam setelah menatap ibunya.

"Ceritakan pada Daddy!" Ucap jisung dengan tegas.

"Daddy... Tadi.. mama nangis" ucap anak itu dengan pelan. Jisung menoleh menatap istrinya saat mendengar ucapan anaknya.


"Kenapa?" Tanya jisung pada chenle, namun tampaknya submisive itu enggan menjawab.


"Kenapa sayang... Mama menangis karena apa?" Tanya haechan dengan lembut.

"Weharaboji.. tadi weharaboji pukul mama"





Deg





Chenle menunduk saat ibunya menatap nya tajam. "Kenapa?" Tanya haechan pada anaknya.

"T-tidak ada ma.." cicit chenle dengan pelan.

Haechan menurunkan yejun dan berjalan mendekati anaknya. "Kenapa? Kenapa papa bisa menamparmu?" Tanya haechan memegang pundak anak submisive nya.


Chenle menggeleng, dia masih enggan untuk menjawab. "Yejun.. kamu tau kenapa?" Tanya haechan berbalik menatap sang cucu.


Yejun menggeleng "ejun nda tau wehalmoni, tapi tadi ejun dengar suaranya plakk seperti itu sangat kuat" adunya pada haechan.


Haechan kembali menatap anaknya. "Papa menamparmu? Kenapa chenle..!!!" Marah haechan pada anaknya saat chenle masih belum bicara.

"Maaa.." tegur jisung dengan pelan. Haechan menarik nafasnya pelan kemudian menghembuskan nya secara perlahan.


"Chenle.. mama bertanya pada chenle.. kenapa papa sampai menampar anak mama ini hmm?" Tanya nya dengan lembut.

Chenle mendongak menatap ibunya dengan air mata yang sudah berada di sudut matanya.

"Hiks... Mama...." Chenle memeluk haechan dan menyembunyikan wajahnya di dalam celuk leher ibunya.


"Lele gak tau hiks.. tadi lele cuma ngobatin yejun.. lele gak tau kalo shuyu hampir tertimpa lampu hiks.. papa menutup shuyu pada lele.. lele salah.. mama jangan tampar lele juga.. lele takut.. hiks..."


Haechan menjauhkan chenle dari pelukannya. "Berapa kali papa menampar kamu?" Tanya haechan dengan tatapan dalam.


"S-sekali.. disini" ucap nya menunjukkan pipi kanannya.


Haechan berdiri, "na.. aku titip Hao sebentar" ucap haechan pada jaemin kemudian langsung pergi dari sana meninggalkan chenle yang masih menangis yang kini sudah ada di pelukan jisung.








TBC

'are swaped' S2 ||- [END] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang