🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Mark yang datang membawa kopi langsung tersedak, akibat ucapan yang di katakan istrinya secara mendadak.
"Apa katamu haechan? Adik yejun? Di rahim chenle? Apa aku tidak salah dengar?!" Ucap Mark dengan meninggikan suara nya di akhir kalimat.
"Papa..."
"Apa yang jisung lakukan malam ini padamu chenle?!!" Teriak Mark pada haechan.
Yejun yang berada di sana lantas bersembunyi di balik badan taeyong. "Gland bubu.. ejun takut.." lirih anak kecil itu.
"Mark.." ucap taeyong memeluk yejun.
"Bajingan ini melakukan apa lagi chenle?! Dia memaksa mu hah?!"
"Mark!!" Teriak taeyong.
"Hiks... HUWAAAA... ejun takut.. Janan malah malah hiks.." tangis anak kecil itu pecah dengan cepat Taeyong menggendongnya dan membawa anak kecil itu pergi dari sana.
Mark menatap anaknya yang hanya memegang tangan haechan. "Kesini.." ucap Mark kemudian membuka sedikit bahu putranya dan menampakkan tanda kebiruan, Mark tidak bodoh untuk mengetahui tanda apa itu.
"Kau..!! JUNG JENO!!! LIHAT APA YANG DILAKUKAN PUTRAMU LAGI!!"
Glup..
Tamat sudah riwayatnya. "Kau mengulangi kesalahan yang sama sialannn!!!"
bughhh..!!
"Papa/kak Mark!!"
Jisung langsung tersungkur setelah mendapat tumbukan dari Mark. Dominant itu hanya pasrah membiarkan paman nya melakukan apapun padanya. Lagi pula ini memang salahnya.
"Papa..." Chenle menahan lengan Mark saat ayahnya itu akan memberi tumbukan lagi pada jisung.
"Papa sudah..."
"Menyingkir chenle.. jangan sampai papa marah padamu juga!" Gertak Mark, haechan merasakan aura suaminya kini berubah dengan cepat submisive itu menarik anaknya dari Mark.
"Paman.. aku menyukai chenle.." ucap jisung.
Bughh....!
Bughhhh...!!!
Buuughhh..!
"Bajingan sialan!!"
"Mark..!"
Jeno yang terkejut melihatnya langsung menarik kakaknya dari putranya.
"Apa yang kau lakukan hah! Apa kau gila kau mau membunuh putraku!!"
"Putramu yang gila!! Apa kau tau!! Dia meniduri chenle sialan!!" Marah Mark sambil menatap jisung yang sudah terkapar di lantai.
"Lele yang minta.. hiks.. lele mau sama jisung papa hiks.."
Chenle meronta dari pegangan ibunya kemudian mendekati jisung. "Maaf... Maaf Hyung.." ucap chenle membantu jisung untuk bangun.
Melihat anaknya yang sudah menangis haechan pun langsung menatap suaminya dengan sengit. "Kau dengar! Anak kita yang ingin!" Ucap haechan dengan nada tak suka.
Chenle dengan isakannya membantu jisung untuk bangun. "Kita obati dulu Hyung hiks.."
"Aku tidak apa apa.." lirih jisung.
"Tidak.. hiks.. Hyung.. hiks.. kau terluka.." ucap chenle.
"Ini tidak sakit" jawab jisung dengan tersenyum lemah
"Tidak sakit! Sini kau sialan!"
"Mark Jung!!! Sekali lagi kau mendekati jisung tidak ada jatah untukmu selama setahun!!" Gertak haechan dengan tatapan marahnya menatap suaminya.
"S-sayang.. aku hanya tidak mau melihat putra kita tersiksa.."
"Aku tak menerima alasan apapun dari mu.. chenle baik baik saja sejauh ini aku lihat" ucap haechan kemudian pergi dari sana.
"Mark.." panggil Jeno menepuk bahu kakak kembarnya.
"Aku turut berduka" lanjut Jeno lagi.
"Diam sialan! Ini karna putramu" keluh Mark
"Ohh.. haechanie.. suamimu menyalahkan putreumm..."
"Diam Jeno...!" Ucap Mark membungkam mulut adiknya dengan begitu kuat.
Chenle tak ambil pusing dengan apa yang di lakukan ayah dan pamannya itu. Dia hanya fokus pada jisung.
Submisive kecil itu membawa dominant itu ke kamarnya. "Ini pasti sakit" ucap nya mengusap lembut rona kebiruan di sudut bibir jisung.
"Ini karna ku hiks.."
"Tidak.. ini bukan salah mu.. heii.. Chenle.. jangan menangis.." lirih jisung dengan lembut seraya mengelus wajah basah submisive itu.
"Chenle.. lihat aku.." ucap jisung.
"Jika aku tidak melakukanya tadi pagi maka aku tidak akan mendapatkan ini dari ayahmu.. ini jelas salah aku.."
"Jangan merasa bersalah akan ini mengerti hmm?"
"T-tapi.. d-desahan ku tadi pagi.. semuanya mendengarnya Hyung.. hiks.."
"Ahh benarkah? Itu artinya kau menikmati nya kan?" Tanya jisung menggoda submisive itu.
"Hyung...! Aku serius" ucap chenle sebal
"Aku juga.. kau menikmatinya hingga tak bisa mengontrol desahanmu tadi pagi. Aku minta maaf" ucap jisung kemudian menarik submisive itu dalam pelukannya.
"Aku sudah tidak apa apa.. jangan khawatir.." ucapnya mengusap bahu bergetar submisive itu.
Tak ada percakapan beberapa menit di antara keduanya. Chenle masih berusaha menahan isakannya.
"Chenle-yaa.. menikahlah dengan ku.."
TBC
Yang update cuma absen angka atau huruf jgn sampai gue blok ya kalian!
Ini updatetan terakhir malam ini..! Author mau malmingan dulu Yee. Bsk lagi update kalo tembus 200 Koment
Tp gatau Deng kalo sempat ntar ngetik gue up kalo ga barti bsk!
Bye byee...!
KAMU SEDANG MEMBACA
'are swaped' S2 ||- [END] [TERBIT]
Fanfictionkisah cinta keluarga Jung yang tak ada habisnya :)