Phana meminta Singto untuk bersiap – siap, sementara ia ke parkiran untuk mengambil mobil. Singto berjalan menuju parkiran motor di luar gedung, Phana yang melihatnya langsung memacu mobil ke arahnya dan mengklakson, lalu berhenti di sampingnya.
"Kau mau kemana?" tanya Pha dari dalam mobil.
"Mengambil motorku..." ia menunjuk ke parkiran motor.
"Tidak perlu, masuklah ke mobil..." pinta Pha lalu mengunlock pintu.
Singto tampak ragu – ragu sejenak sebelum membuka pintu dan masuk.
Saat di dalam mobil Pha menyerahkan data informasi Mrs. Thongtawan pada Singto dan menyebutkan, "Mrs. Thongtawan adalah pengusaha textile yang sangat sukses di Suphan Buri dan merupakan calon nasabah yang prospektif, oleh karena itu sebaiknya kau mempelajari informasi tentangnya terlebih dahulu agar terkesan kita mengenalnya dengan baik."
Singto menerima berkas dan membukanya, membacanya dengan serius.
"Kenapa ia menolak membeli asuransi?" tanya Singto.
"Alm. suaminya pernah membeli asuransi dengan premi yang cukup besar di masa lalu, namun karena kesalahan pengelolaan, ia kehilangan hak atas ahli waris, sehingga ia tidak lagi mempercayai asuransi."
"Lalu, kenapa kau begitu yakin bisa mengubah pikirannya?"
"Karena tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini..."
Singto mematung seketika dan merasa De Javu.
12 Februari 2015, Suphan Buri
Siang itu Phana menghubungi Singto dan mengajaknya bertemu di taman untuk menyekesaikan misi. Mereka di minta untuk membuat video singkat tentang aktivitas kencan mereka. Phana mengusulkan untuk picnic bersama di taman, selain hemat mereka juga bisa bersantai.
Namun tidak seperti picnic pada umumnya, keduanya duduk bersantai di kursi taman sambil berjemur matahari dan menikmati sandwich. Phana mengambil video Singto yang sedang makan dari jarak dekat sambil menanyakan pendapat Singto tentangnya. Selain itu, ia juga mengambil video pemandangan dan langit yang cerah, lalu video dirinya dan pendapatnya tentang Singto.
Pada akhir video, tiba – tiba saja Phana menggengam tangan Singto dan menyilangkan jari mereka untuk berselfie, Singto terkejut dan berusaha melepaskan tangannya.
"Tidak perlu seperti ini!" protesnya.
"Kita sudah kehilangan banyak score karena kau menolak untuk menyelesaikan beberapa quest kemarin, aku harus mendapatkannya kembali hari ini!" ujar Pha menolak melepaskannya, sambil mencari angle yang perfect.
"Itu karena perintahnya tidak masuk akal..." tukas Singto dan berhasil melepaskan tangannya.
Namun Phana tidak menyerah, ia lalu menarik lengan Singto, membawanya mendekat, lalu memeluk pinggangnya sambil berpose untuk selfie.
"Apa – apaan kau?!" Singto berusaha mendorongnya.
"Kalau kau terus memberontak, aku akan menciummu..." ancam Pha.
Singto langsung terdiam dan mematung, ia akhirnya mengalah sambil mendengus kesal.
Pha melanjutkan pengambilan video singkat berdurasi sekitar dua menit dengan pose yang berbeda – beda, dimana pada frame terakhir, mereka kebetulan menoleh ke samping bersamaan dan saling beradu pandang tanpa di sengaja, dimana hidung keduanya hampir bersentuhan.
Waktu pun seolah - olah di pause, keduanya mematung selama beberapa saat seakan dihipnotis, hingga akhirnya Singto tersadar dan langsung menarik diri dengan canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
(IND/ENG) - My Heart Insurance (END)
RomanceGenre : Romance/Drama Pairing : Sing/Pha (IND) Phana bekerja di sebuah perusahaan asuransi sebagai Senior Sales Manager dan secara tak terduga bertemu dengan mantannya lagi setelah tujuh tahun, dan sekarang keadaan mereka terbalik. Namun, utang dari...
