(IND) Chapter Twenty-Three - Fraud

129 23 0
                                    

Monday's Office...

Beberapa petugas dari department investigasi pemerintah mendatangi kantor Monday.Inc dan mengabarkan adanya nasabah yang mengadukan penggelapan uang premi oleh agent. Phana dan Wan beserta seluruh jajaran manager terpaksa mengadakan pertemuan membahas masalah tersebut.

Dari hasil pertemuan dan investigasi nama Nawash dikaitkan sebagai tersangka kasus penggelapan premi tersebut, dikarenakan nasabah yang menjadi korban merupakan tanggungnya.

Korban merupakan penduduk local yang baru bergabung sekitar 6 -12 bulan, berusia sekitar 55 - 65 tahun yang tinggal dan bekerja di panti jompo. Namun karena tidak memiliki akun bank, jadi mereka melakukan pembayaran manual dengan menyerahkan premi secara tunai kepada agent yang bertanggung jawab.

Nawash pun diundang ke ruang rapat dan dimintai keterangan. Phana menunjukkan dokumen berisi data informasi para nasabah yang menjadi korban padanya. Nawash membelalakkan mata terkejut dan teringat kalau para nasabah merupakan referensi dari Nittha.

"Kau yakin tidak pernah menerima premi dari mereka?" tanya Phana lagi.

"Er, tidak..." jawab Nawash gugup.

"Korban melaporkan mereka mereka telah menyetor premi untuk tiga bulan dengan cara menyicil, namun mereka malah menerima surat penangguhan polis atau dengan kata lain status polis mereka memasuki masa tenggang karena tidak membayar premi," tutur Phana membacakan laporan pengaduan dan menunjukkan bukti pembyaran premi tanpa tanda tangan serta surat tagihan palsu.

Nawash membelalakkan matanya syok, "A-aku tidak pernah menerima premi dari nasabah tersebut," tukasnya membela diri.

"Kau yakin?"

Nawash tidak menjawab, pikirannya menjadi kosong karena panik.

"Apakah ada orang lain yang mewakilimu untuk menagih premi?" tanya Wan.

"Tidak ada..." jawabnya ragu sambil menelan ludah.

Manager Keuangan menimpali, "Apakah kau tidak menerima laporan jika ada nasabahmu yang menunggak premi dan melakukan follow up?"

Nawash mencoba mengingat – ingat, beberapa minggu yang lalu ia menerima notifikasi masuk dari bagian keuangan, namun ia lupa melakukan follow up karena sibuk mengurus klaim nasabah yang lain dan antusias mem-prospek calon nasabah baru.

"A-aku berencana melakukan follow up minggu ini," ujar Nawash terbata – bata dan berterus terang bahwa ia lupa karena sibuk.

"Meskipun bukti transfer tidak memiliki tanda tangan, namun terdapat logo dan stempel Monday.Inc yang bisa dianggap valid, sedangkan premi yang telah dibayarkan tidak masuk ke dalam akun nasabah," tutur salah satu manager operasional dan menambahkan.

"Dalam hal ini, agent yang bertanggung jawablah yang harus disalahkan dan akan menerima konsekuensi, namun reputasi perusahan akan menjadi buruk khususnya department sales marketing," ujarnya sambil melirik Phana.

Phana dan Wan saling bertukar pandang dan tidak berkomentar, berusaha bersikap tenang dan memutar otak.

Sementara Nawash tampak ketakutan, ia sama sekali tidak ada ide kemana perginya premi yang dibayarkan oleh para nasabah lansia tersebut.

Karena tidak menemukan solusi, rapat jajaran managerpun ditutup, dan Phana meminta seluruh agent untuk berkumpul di kantornya.

.

.

.

"By the way, apakah ada yang melihat Nittha?" tanya Wan sebelum memulai rapat.

(IND/ENG) - My Heart Insurance (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang