Seminggu kemudian, laporan medical checkup Mrs. Thongtawan akhirnya keluar dan hasilnya tidak ada masalah, jadi langkah selanjutnya adalah mengatur jadwal untuk penandatanganan formulir pengajuan asuransi.
Singto mempersiapkan segalanya dengan sempurna, namun saat hendak berangkat dan baru menghidupkan motornya, tiba – tiba saja turun hujan deras. Ia pun segera berlari kembali ke dalam gedung untuk menyelamatkan dokument sekaligus berteduh.
Ia mengecek ponselnya setiap satu menit, untuk melihat jam dengan gelisah sambil sesekali memandang keluar berharap hujan segera reda. Jadwal pertemuan dengan client kurang dari sejam, ia sungguh kehilangan akal dan tidak tau harus berbuat apa.
Tidak lama kemudian, mobil Phana pun terlihat memasuki gerbang setelah kembali dari makan siang bersama Wan, Singto langsung menelponnya dan menceritakan soal kondisinya.
Mobil Pha pun me memutar setir ke pintu masuk untuk menjemput Singto sembari menurunkan Wan, dan tanpa membuang waktu mereka bergegas menuju ke tempat Mrs. Thongtawan.
Saat di dalam mobil, Singto mengeluarkan dokumen dari dalam tasnya yang basah untuk memeriksa apakah ada berkas yang rusak, tiba – tiba setetes air menetes dari rambutnya dan jatuh di atas formulir pengajuan.
"OMG!!!" seru Singto kaget bercampur panik, lalu buru – buru mencari tisu untuk mengeringkannya.
Phana juga hampir mendapat serangan jantung karena reaksinya.
"Kau membuatku kaget, apakah ada masalah?"
Singto tidak menjawab, tangannya yang memegang tisu tiba – tiba saja berhenti di udara saat ia menyadari ada sesuatu yang tidak beres pada dokumen tersebut.
"Apa ada kesalahan pengetikan?" tanya Pha yang mengintip sambil menyetir.
Singto masih mengabaikannya, ia memisahkan formulir tersebut dari berkas yang lainnya lalu menerawangnya di depan jendela, dan menyadari terdapat nama lain yang ditutupi kertas di bawah namanya, seperti ide yang pernah ia usulkan sebelumnya.
Selanjutnya Singto mencoba mencopot kertas yang bertuliskan namanya dan menemukan nama Nittha di bawahnya.
Pha membelalakkan matanya kaget, lalu mencari tempat untuk menghentikan mobilnya. Setelah mobil berhenti, ia langsung merebut berkas tersebut dari tangan Singto.
"Apakah ini idemu?" tanyanya dengan nada menginterogasi.
"Ya..." jawab Singto spontan dan segera meralat, "Bukan, aku memang mengusulkannya tetapi ini bukan perbuatanku," ujarnya membela diri.
Phana memicingkan mata menatapnya dengan ekspresi curiga. "Kapan kau menyiapkan formulir ini?"
"Er, pagi ini..."
"Apakah kau melihat ada orang lain yang menyentuhnya?"
"Tidak, aku tidak tau..." jawab Singto bingung.
Phana menghela nafas panjang dan mencurigai Nittha lah yang mengganti dokumen tersebut, jadi jika pengajuan asuransi Mrs. Thongtawan diterima, maka dia akan mendapatkan komisi 20% dari total premi sebagai agent.
"Jika Mrs. Thongtawan mengetahui hal ini, kau bisa dituntut mengelabui client dan melanggar kode etik agent!" Phana mengingatkannya.
"Aw, jadi bagaimana?" tanya Singto panik dan di sisi lain ia khawatir soal terlambat. "By the way, tinggal 10 menit, kita akan terlambat!!!" serunya, mendesak Pha untuk segera jalan.
"Sebaiknya kau menelpon Mrs. Thongtawan dan mengatur ulang jadwal," usul Pha.
"Apa? Jangan bercanda!" tukas Singto, "Apa yang harus kukatakan sebagai alasannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
(IND/ENG) - My Heart Insurance (END)
RomanceGenre : Romance/Drama Pairing : Sing/Pha (IND) Phana bekerja di sebuah perusahaan asuransi sebagai Senior Sales Manager dan secara tak terduga bertemu dengan mantannya lagi setelah tujuh tahun, dan sekarang keadaan mereka terbalik. Namun, utang dari...
