(IND) Chapter Two - Reunion

239 32 3
                                        

9 Februari 2015, Suphan Buri...

Keesokan harinya, Singto bangun dan mendapatkan 3 notifikasi baru berisi misi yang harus ia lakukan bersama Phana untuk hari itu.

Pertama mereka diminta berselfie bersama untuk profile picture, selanjutnya memposting video makan bersama, dan yang ketiga ditutup dengan game truth or dare.

Setelah berperang melawan hati nuraninya, Singto akhirnya membalas chat Phana, dan setuju untuk bertemu pada jam istirahat makan siang di cafetaria.

"Hi, bagaimana tidurmu? Kau bermimpi indah tadi malam?" Pha menyapa Singto yang baru saja tiba dengan senyuman lebar. "Silahkan duduk."

Atmosfir di antara keduanya terasa canggung, meskipun mereka sudah saling mengenal dan kadang - kadang berpapasan di sekolah, namun tidak pernah saling berbicara sebelumnya. Phana mengucapkan terima kasih karena Singto tidak menghapus aplikasi dan bersedia memenuhi ajakannya untuk bertemu.

"Kau mau makan apa? Biar kupesankan," tanya Pha setelah mengobrol panjang.

Singto tidak menjawab, ia memindai sekeliling mereka dan menyadari ada banyak couple selain mereka yang sedang berselfie dan makan siang bersama, di antaranya juga ada couple sesama gender. Ia pun bertanya-tanya apakah ada peserta yang juga salah mencentang gender sepertinya.

"Jangan khawatir, kita tidak sendiri..." ujar Pha yang juga menyadarinya.

Singto kembali menoleh pada Pha dan berkomentar, "Apakah kau senang mengetahuinya?"

Phana tercengang dan tidak bisa menjawab, lalu kembali bertanya. "Jadi kau mau makan apa?"

"Aku tidak tau," jawab Singto singkat.

"Kalau begitu biar kupilihkan untukmu..."

"Kau pesan saja dulu, aku akan pesan sendiri nanti," tolaknya sopan.

Phana berpikir sejenak dan mengangguk setuju, tetapi saat hendak meninggalkan meja , tiba - tiba ia kembali menoleh dan berubah pikiran, "Er, aku akan memesan menu yang sama denganmu..."

Singto mengernyitkan alis dan memandangnya dengan keheranan, "Kenapa begitu?"

"Karena akan terlihat lebih romantis jika menyantap menu yang sama,"

Singto terdiam dengan ekspresi kosong, tidak ingin mempecayainya. "Whatever..." ia tidak ingin berdebat, lalu berdiri dan kembali memindai sekeliling, memperhatikan stand makanan dan minuman.

Setelah itu, ia berjalan mendahului Pha menuju ke sebuah dessert stand tidak jauh dari meja yang menjual es serut Bingsu.

"Ini sudah hampir jam makan siang, kenapa tidak makan nasi saja?" protes Pha.

"Aku sudah makan sebelum kemari..." jawab Singto.

Phana langsung memasang ekspresi masam karena perutnya keroncongan, namun Singto tidak memperhatikannya, ia memesan dua mangkok Bingsu untuk dirinya dan Pha, lalu membayarnya.

Melihat itu Pha buru - buru mengeluarkan beberapa lembar uang kertas untuk mengganti uang Singto, namun ia menolak.

"Tidak perlu, biar kutraktir, kalau kau mau makan nasi, pesan saja sendiri..." ujarnya sembari menunggu Bingsu selesai dibuat dan kembali ke meja.

(IND/ENG) - My Heart Insurance (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang